Entah apa penyebabnya, Ochim yang masih di dalam kamar, seperti ada pikiran yang menyuruhnya harus keluar rumah. Meski sebenarnya ada rasa takut, karena saat itu pukul 2 dini hari, tetapi Ochim akhirnya memberanikan diri keluar rumah, karena merasa penasaran. Ochim pun bangkit, untuk keluar rumah. Namun baru sampai di depan pintu rumah, perasaan ragu-ragun untuk keluar rumah kembali muncul. Hampir sekitar 20 menit, Ochim hanya berdiri di depan pintu rumah yang masih tertutup.
Lantaran didorong rasa penasaran, akhirnya Ochim memberanikan diri membuka pintu dan melangkah ke luar rumah. Suasana di luar rumah saat itu sangat sepi. Ochim terus melangkah keluar rumah menuju halaman hingga ke jalan depan rumah. Namun tak jauh dari pintu rumah, Ochim mendadak berhenti.
Jadi, kondisi rumah Ochim itu, tepat di tepi jalan, dan tak jauh dari rumahnya ada sebuah jalan lorong atau gang, yang menembus ke jalan lain. Kondisi gang ini saat malam hari cukup gelap. Nah, lorong itu tepat mengarah ke warung milik orang tua Ochim.
Saat berhenti ini, Ochim tepat dipertigaan Gang atau lorong yang mengarah ke warung milik orang tuannya itu. Jadi saat berhenti itu, Ochim bisa melihat ujung gang. Di saat berhenti dan mengamati situasi, Ochim dikagetkan dengan muncuknya suara kucing mengeong. Dari pengengarannya Ochim ini, sumber suara kucing ini dari Gang yang gelap tersebut. Lantaran kaget, secara otomatis Ochim kepalanya menenggok ke sumber suara.
Di saat menenggok itu lah, Ochim justru tidak melihat kucing yang tadi mengeong, tetapi malah sosok perempuan berambut panjang dengan bergaun putih. Ramputnya tergurai menutupi wajahnya. Ochim sadar betul, apa yang dilihatnya itu bukan manusia, melaikan sosok Kuntilanak. Saat itu, Ochim tak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa terdiam. Seluruh badannya tidak bisa digerakan, hanya matanya menatap tepat ke sosok kuntilanak itu.