SLAWI, smpantura – Bupati Tegal, Hj Umi Azizah meluncurkan buku Ki Enthus Susmono yang berjudulkan Ngedan Ndandani Kahanan di Gedung Dadali komplek perkantoran Pemkab Tegal, Jumat (25/5). Buku yang ditulis oleh Dr Maufur itu, berisikan cerita-cerita kehidupan Ki Enthus yang dituturkan para tokoh dan orang-orang dekatnya.
Tokoh-tokoh tersebut, diantaranya Ki Mantep Sudarsono, Ki Purbo Asmoro, Ki Agung Pengging, Ahmad Tohari, Atmo Tan Sidik, Ganjar Pranowo, Gus Miftah, Emha Ainun Nadjib, Ki Haryo Susilo dan tokoh lainnya. Hadir dalam peluncuran buka tersebut, Bupati Tegal Hj Umi Azizah, Penulis Buku Ki Enthus Susmono, Dr Maufur yang juga Rektor Universitas Bhamada Slawi, Budayawan Atmo Tan Sidik, putra Ki Enthus Susmono Ki Haryo Susilo, kepala OPD, seniman dan tamu undangan lainnya.
Umi yang pada periode 2014-2019 menjadi pendamping Ki Enthus Susmono sebagai Wakil Bupati Tegal itu, masih teringat jelas awal ketemu dengan Enthus pada saat mencalonkan diri di periode pertama. Umi sempat khawatir saat Ki Enthus ngantor, karena basic seniman yang tidak bisa terikat dengan seragam kedinasan. Namun, pada kenyataannya Ki Enthus bisa menyesuaikan, bahkan Umi menilai Enthus sebagai orang yang bisa membawa suasana hidup.
“Kesan nakal Ki Enthus saat baru jadi Bupati. Beliau cerita ada mantannya yang bekerja di lingkungan Pemkab Tegal. Langsung dicari dinasnya apa. Tapi, saya tetap memberikan masukan agar semuanya berjalan dengan baik,” tuturnya.
Dr Maufur berharap agar buku tersebut bisa dicetak sebanyak-banyaknya dan disebarkan ke seluruh perpustakaan sekolah di Kabupaten Tegal. Ia menilai buka itu bisa bermanfaat bagi masyarakat.
“Jika saya jadi Bupati akan saya cetak sebanyak mungkin, dan disebarkan ke seluruh perpustakaan sekolah,” katanya.
Ki Haryo Susilo menjelaskan, buku Ngedan Ndandani Kahanan merupakan kesaksian-kesaksian para tokoh-tokoh, baik tokoh agama, budayawan dan pemerintahan. Buku itu juga bisa menjadi inspirasi bagi para generasi muda, karena pesan-pesan Abah, panggilan Ki Enthus bisa diterima semua kalangan.
“Kedepan, kami juga akan gelar acara bedah buku. Buku baru dicetak 200, dan akan dicetak lagi karena peminatnya cukup banyak,” katanya.
Sementara itu, peluncuran buku Ki Enthus diisi dengan orasi budaya oleh Atmo Tan Sidik. Dalam orasi budaya itu, Atmo menilai sosok Ki Enthus Susmono memiliki kekuatan silaturahmi dan berwatak sosial. Ia berharap agar buku ini bisa menjadi cerita rakyat yang bisa bermanfaat bagu masyarakat.
“Kekuatan lainnya Ki Enthus itu di wayang santri. Wayang yang biasanya jadi tontonan, bisa menjadi tuntunan,” pungkasnya. (T05-Red)