Cerita Bahagia Petugas Gizi Sekolah yang Dilibatkan di Dapur MBG

“Pendistribusian di mulai pukul 07.00 untuk anak TK dan SD, lalu pukul 10.00 untuk SMP, dan pukul 11.00 untuk SMA,” paparnya.

Pihaknya berupaya menjaga komitmen untuk terus memberikan kualitas dan kehigienisan makanan yang di salurkan melalui program MBG.

Setiap proses, mulai dari penerimaan bahan baku hingga pendistribusian, di lakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang di tetapkan Badan Gizi Nasional (BGN).

“Dari karyawan datang saja sudah ada jalur masuk khusus. Mereka wajib berganti pakaian, menggunakan alas kaki bersih, hairnet atau penutup kepala, masker, dan sarung tangan,” ujar Maulidhina.

Menurutnya, langkah tersebut di lakukan untuk memastikan tidak ada kontaminasi dalam proses produksi.

“Kami menjaga kehigienisan baik dari makanan maupun dari para relawan sendiri,” ujarnya.

Setiap harinya, dapur SPPG Jati memproduksi sekitar 3.700 porsi makanan. Jumlah itu mencakup kebutuhan makan bagi siswa dari 15 sekolah serta posyandu ibu hamil dan menyusui di wilayah sekitar.

BACA JUGA :  Ahmad Luthfi Dorong Penempatan Dokter Spesialis hingga Puskesmas Desa

Untuk menjamin keamanan pangan, bahan baku yang masuk ke dapur SPPG Jati di pastikan berasal dari supplier terpercaya. Setiap bahan yang datang juga di sortir ulang oleh tim prepare.

“Kami pastikan kualitasnya bagus dan di simpan sesuai suhu yang di anjurkan. Proses masaknya juga harus benar-benar matang. Distribusi pun tidak lebih dari dua jam setelah masak,” katanya.

Menariknya, anak-anak penerima program MBG juga dapat memberikan masukan terhadap menu harian. “Request masuk hampir setiap hari,” kata Maulidhina.

Namun, tidak semua permintaan langsung di penuhi. Tim ahli gizi akan memodifikasi permintaan agar tetap sehat dan bergizi.

error: