“Paling banyak wilayah Bantarkawung, 48 tangki. Disusul Tonjong 16 tangki, Bumiayu lima tangki dan Paguyangan satu tangki,” kata Budi.
Menurut Budi, krisis air telah berlangsung selama dua bulan terakhir. Itu terjadi, lantaran sumur yang menjadi sumber air utama warga, kering.
“Sampai hari ini kami masih droping air. Selama ada permintaan dari desa, kami kirim,” katanya. (T06-Red)