Oleh Ahmad Ramdhani, S.Kom., M.Ds.
Ketua Program Studi D3 Desain Komunikasi Visual Politeknik Harapan Bersama
Teknologi digital dan media komunikasi berkembang pesat membuat perubahan budaya yang berdampak pada beberapa aspek sosial, salah satunya adalah ilmu Desain Komunikasi Visual (DKV).
Mendengar kata DKV atau Deskomvis merupakan sebuah proses perjalanan panjang, DKV dulunya dikenal dengan istilah desain grafis yang lebih berfokus pada masalah grafis berbasis estetika dengan informasi visual yang menarik.
Ilmu desain grafis sangat populer pada era internet belum menjadi sarana untuk beriklan. Publik dapat melihat proses desain grafis melalui komputer dengan penggunaan software desain dan hasil produk desain grafis statis (gambar dua dimensi) diterapkan pada media teknologi cetak seperti koran, majalah, buku, poster, flyer, brosur dan sebagainya.
Begitu juga dengan batas dimensi yang berubah seiring perkembangan pemikiran desain, desain grafis diterapkan menjadi sebuah desain lingkungan yang mencakup pengelolaan ruang.
Serta sejalan dengan munculnya iklan yang menggabungkan antara gambar dan suara (audio visual), desain grafis juga diterapkan ke dalam media elektronik yang sering disebut dengan desain interaktif atau multimedia.
Selaras dengan kemajuan komunikasi berbasis teknologi informasi dan digital, serta adanya penggunaan software desain yang semakin canggih memberikan dampak industri selalu dinamis, adaptif dan mengalami pergeseran sehingga membuat nama desain grafis berkembang berubah menjadi desain komunikasi visual.
Hal tersebut terjadi karena meluasnya jangkauan cakupan ilmu dan wilayah kerja kreatif desain grafis.