SLAWI, smpantura – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (KP Tan) Kabupaten Tegal menggelar Pasar Tani di Taman Teknologi Pertanian (TTP) Kesuben, Kecamatan Lebaksiu, Kamis (27/10). Acara yang dikemas bersama dengan Pameran Penyediaan Layanan Pengembangan Usaha (PLPU) Agribisnis dan bazar pangan murah ini disambut antusias masyarakat.
Dalam bazar pangan murah ini, masyarakat dapat membeli komoditas pertanian dengan harga lebih murah dari pasaran. Seperti beras medium yang dapat dibeli dengan harga Rp 46.000 /5 kilogram, cabai keriting Rp 25.000/kg, bawang merah Rp 25.000/kg, telur ayam Rp 10.000/15 butir dan daging ayam ras seharga Rp 20.000/paket (0,8 kg). Tak hanya itu, masyarakat yang belanja menggunakan pembayaran non tunai QRIS juga bisa melakukan tebus sembako murah.
Tak heran, sejak pukul 07.00 masyarakat sudah memenuhi area TTP Kesuben untuk belanja sembako murah, terutama komoditas telur, ayam ras dan cabai keriting . Tak heran sebelum dalam waktu satu jam 10.000 butir telur dan 200 paket ayam ludes diserbu pembeli.
Plt Kepada Dinas KP Tan Kabupaten Tegal Dadang Darusman menyampaikan, dalam kegiatan tersebut pihaknya bekerjasama dengan Shang Hyang Seri, Perum Bulog Sub Divre VI , Bank Indonesia Tegal, PT Charoen Pokphand, Bank BRI, Bank Jateng dan masih banyak lainnya.
Dadang menyebutkan, Pasar Tani, Pameran PLPU dan Bazar Pangan Murah merupakan upaya Dinas Tan KP dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Selain itu mewujudkan kemandirian wirausaha pemuda dalam kerangka pengembangan agribisnis pangan di Kabupaten Tegal serta dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga pangan.
“Kami mengupayakan membantu masyarakat yang selama ini tertekan karena pandemi Covid-19 dan penyesuaian harga BBM yang berpengaruh pada daya beli masyarakat. Pameran PLPU untuk mempromosikan komoditas wirausaha pemuda yang selama bergelut di bidang agribisnis ,”jelasnya.
Sedikitnya 30 stand wirasuaha pemuda dan 18 stand Balai Penyuluh Pertanian (BPP) se-Kabupaten Tegal , yang menjual produk kelompok wanita tani dan kelompok tani , turut dalam event yang ditangani oleh Event Organizer Seven Miracle Indonesia.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal Taufik Amrozy melalui Kepala Unit Data Statistik dan Kehumasan Purwanto menyampaikan dalam rangka mendukung pegendalian inflasi pangan dari sisi hulu dan hilir , Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal bersama Tim Pengendali Inflasi Kabupaten Tegal menggelar operasi pasar murah sebagai bagian dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Purwanto mengapresiasi atas terselenggaranya acara tersebut.
“Kegiatan pasar murah ini diharapkan dapat menahan laju inflasi dan dapat meringankan beban saudara-saudara kita yang kesulitan memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari,”tuturnya.
Melihat antusias masyarakat datang ke acara tersebut, Bupati Tegal Umi Azizah, berharap event itu tidak hanya dilaksanakan setahun sekali, tetapi bisa lebih dari itu. Apalagi saat saat ini harga sayur di tingkat petani sangat murah. Misalnya kubis hanya Rp 500/kg, daun bawang Rp 3.500/kg, cabai dan tomat juga murah.
“Maka dari itu kami berharap, KP Tan menyelenggarakan event seperti ini jangan setahun sekali, kalau bisa setahun dua kali untuk membantu petani memasarkan panennya, dan meningkatkan literasi keuangan pada masyarakat,”sebutnya.
Dari tinjauannya ke sejumlah stand wirausaha pemuda, Umi melihat semangat besar yang ditunjukan generasi muda terjun ke bidang agribisnis. Diantaranya ada yang menekuni usaha pembibitan, bercocok tanam, pengolahan hasil pertanian, termasuk produksi obat-obatan membasmi hama tanaman.
Berbagai produk yang dijual di stand wirausaha pemuda antara lain, bibit jambu, bibit anggur, teh kombucha, ndorengsin (telur puyuh asin), pakan alternatif ternak dari limbah bulu ayam, jamur tiram, keripik Amfrood, keripik Djintoel, kopi Hopala, keripik tempe coklat, madu dan buah melon. Sebagian produk telah dikemas dengan kemasan yang menarik sehingga menambah daya tarik bagi konsumen.
“Dengan cara ini kami punya semangat besar agar petani lebih bergairah. Banyak anak petani yang tidak mau meneruskan usaha orangtuanya, tetapi dengan Program Wirausaha Pemuda ternyata banyak generasi muda yang berminat ke agribisnis dan mereka telah merasakan hasilnya,”jelas Umi. (TO4-Red)