Disesatkan Lelembut Jalingkut Brebes

Seperti sudah menjadi tradisi pernikahan, Lebe Oman bersama penghulu juga mendapatkan bingkisan dari tuan hajat. Kalau di daerah Lebe Oman, disebut Berkat. Nah, lantaran masih dua tempat lagi yang akan dituju, Lebe Oman pun berniat menaruh berkat itu ke kantornya, yang jaraknya tidak jauh, dan hanya lurus ke arah selatan, dengan waktu tempuh sekitar 15 menit.

Setelah selesai pamit kepada tuan hajat, Lebe Oman bersama penghulu menuju ke kantornya. Untuk ke sana, bisa menempuh dua jalur. Lantara memburu waktu, Lebe Oman memilih jalur pintas melalui area tambak dan persawahan. Mereka pun melajukan sepeda motornya melalui jalan yang berlubang. Jalan itu, biasa digunakan warga untuk ke tambak dan sawah. Bisa juha tembus ke pusat kota. Bahkan, kalau saat ini bisa tembus ke gedung pemerintahan setempat.

Sambil berbincang bincang, Lebe Oman menyusuri jalan desa. Setelah menemukan pertigaan, sepeda motor dibelokkan ke kanan, menyusuri jalan pintas tersebut. Selepas rumah warga yang terakhir berbatasan area tambak, keadaannya gelap dan hanya lampu sepeda motor Lebe Oman yang menjadi penerangan. Mereka terus melajukan motornya, dan tanpa disadari sudah setengah jam mereka menaiki sepeda motor, tetapi tak kunjung sampai.

BACA JUGA :  Cerita Mistis Pesugihan Uang Gaib di Tegal Minta Tumbalkan Anggota Keluarga

Ditengah areal persawahan, Lebe Oman menghentikan motornya.
“Pak, ni bener jalannya? Kok ndak sampai sampainya. Bentuknya juga beda?,” tanya Lebe Oman ke Penghulu, sambil merasa aneh
“Wah, ni salah jalan be. Mending putar balik,” ucap penghulu.

Tak berpikir panjang, Lebe Oman pun memutar balik motornya, dan melanjutkan perjalanan. Sambil kembali berbincang keduanya menyusuri jalan yang gelap. Namun tak berselang lama, Lebe Oman tersentak kaget, karena mereka kembali ke pertigaan Dukuh Sigempol.
“Lah pak, kok kita sampai sini lagi,” kata Lebe Oman ke Penghulu.
“Iya be, kok sampainya sini lagi. Kalau ke sana kan rumah yang punya hajat,” Timpal Penghulu sambil menujukan arah.
“Tadi kamu belok tidak, be,” tanya penghulu.
“Ndak, pak,” sahut Lebe Oman.
“Ya udah balik lagi be, berarti tadi betul itu jalannya. Kayaknya tadi sebentar lagi mau sampai berempatan Jalingkut. Kalau sudah sampai situ tinggal lurus,” jelas penghulu.

error: