SLAWI, smpantura – Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tegal pada bulan Januari 2025 mengalami deflasi sebesar 0,49% (mtm) atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat inflasi 0,48% (mtm).
Hal ini terungkap pada media briefing bersama awak media di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal, Senin (17/2/2025).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal Bimala menuturkan, deflasi tersebut lebih dalam dibanding Jawa Tengah, yang mengalami deflasi 0,46% (mtm), namun masih lebih tinggi dibanding nasional yang tercatat deflasi 0,76% (mtm).
Hal tersebut, kata Bimala, menjadikan inflasi tahunan Kota Tegal sebesar 1,76% (yoy), masih berada dalam target yaitu 2,5 ± 1% (yoy).
Adapun, inflasi Kota Tegal tercatat beberapa kali lebih tinggi daripada Jawa Tengah dan nasional, pada tahun 2021 hingga 2023.
Adapun Kelompok pendorong utama laju deflasi bersumber dari kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga karena adanya diskon tarif listrik PLN.
“Tarif listrik menjadi pendorong utama deflasi pada bulan laporan dengan andil -1,11% (mtm) menyusul adanya diskon tarif listrik sebesar 50% yang diberikan kepada pelanggan rumah tangga daya 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA, berlaku selama 2 bulan yaitu Januari dan Februari 2025,” sebutnya.
Lebih lanjut dikatakan Bimala, tarif listrik untuk seluruh kota di Jateng mengalami deflasi, sementara tarif kereta api (KA) hanya Kota Solo dan Wonogiri stabil, adapun Cilacap, Purwokerto, Semarang dan Tegal mengalami deflasi.
Selain itu, produksi bawang merah yang melimpah di Brebes turut mendorong deflasi pada bulan laporan dengan andil -0,08% (mtm), diikuti tarif kereta api -0,03% (mtm), mobil -0,03% (mtm), dan ketimun -0,02% (mtm).