Saat ini, proses konservasi dan penelitian sedang dilakukan BRIN di KSL Maribaya Bumiayu. Wildan menyebut, fragmen patah pada gading disambung menggunakan angkur, sedangkan seluruh permukaan fosil diperkuat dengan cairan kimia khusus.“Penguatan ini penting agar struktur gading tetap stabil selama proses pengeringan dan analisis laboratorium,” imbuhnya.
Wildan menambahkan, temuan fosil ini semakin memperkuat posisi Situs Bumiayu dalam jaringan situs purbakala penting di Pulau Jawa, sejajar dengan Sangiran, Semedo, dan Trinil.
“Kami berharap keberadaan situs ini makin dikenal dan didukung pengembangannya, baik untuk riset, edukasi, maupun wisata berbasis sejarah,” kata Wildan. (**)