TEGAL, smpantura – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Jawa Tengah, mengambil langkah cepat terkait kelangkaan dan tingginya harga garam sejak beberapa pekan terakhir.
Ketua DPD HNSI Provinsi Jawa Tengah, H Riswanto mengemukakan, baru-baru ini pihaknya menggelar rapat koordinasi bersama sejumlah stakeholder, pemilik kapal, produsen dan nelayan yang menggunakan garam sebagai pengawet ikan serta pengolahan ikan asin di Kota Tegal.
Diketahui, dalam kurun waktu satu tahun, kebutuhan garam untuk pengolahan ikan asin di Kota Bahari mampu mencapai 720 ton.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan pengawetan ikan, dibutuhkan sebanyak 18.000 ton.
“Dalam satu tahun kebutuhan garam kita bisa mencapai 18.720 ton, baik untuk mengawetkan ikan maupun pengolahan ikan asin.Alhamdulillah, pada Sabtu (15/10) kemarin, sudah kita lakukan koordinasi bersama Dinas Kelautan Perikanan Pangan dan Peternakan (DKP3) Kota Tegal,” ungkap Riswanto, Senin (17/10).
Dari pertemuan tersebut, didapatkan solusi jangka pendek atau alternatif, di mana Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Tengah, telah berkoordinasi dengan DKP Jawa Timur, untuk bisa mendatangkan garam dari para petani garam di Madura.
Namun demikian, sejauh ini sejumlah pihak masih menunggu persetujuan terkait harga dan jumlah garam yang dibutuhkan oleh nelayan se-Jateng.
“Kita tunggu dan kawal kesepakatan akhir seperti apa. Semoga solusi sementara ini bisa meringankan beban pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan. Karena pasokan garam dari Brebes dan Cirebon semakin berkurang dan harganya mahal,” pungkasnya. (T03-Red)
Baca Juga