SLAWI, smpantura — Jambore Kreativitas Anak Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) se-Jawa Tengah di Guci Forest, Kabupaten Tegal yang berlangsung selama tiga hari, 7–9 Juli 2025, berlangsung meriah.
Sebanyak 783 peserta terdiri atas 614 anak dan 169 pendamping dari 20 kabupaten/kota menyemarakkan acara tersebut. Mereka mengikuti beragam perlombaan seperti tari, baris-berbaris, cipta puisi, kerajinan tangan, mini vlog, games, dan yel-yel, serta pertunjukan seni dari anak-anak binaan LKSA.
Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono yang hadir di acara penutupan berpesan agar aktivitas ini tak hanya sekadar rutinitas semata.
“Kehadiran kita disini bukan hanya untuk mengikuti sebuah acara rutin, tetapi juga menjadi bagian dari upaya besar kita semua untuk mewujudkan perlindungan, kebahagiaan, dan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak kita, khususnya anak-anak yang saat ini diasuh dan dibina di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA),” tutur Agus Jabo, Rabu (9/7/2025)
Jambore ini merupakan kegiatan dua tahunan yang bertujuan meningkatkan kreativitas dan keterampilan anak-anak, mempererat silaturahmi antar-LKSA se-Jawa Tengah, serta memberikan pengalaman baru melalui aktivitas luar ruang yang membangun karakter. Tahun ini jambore mengusung tema mewujudkan anak yang BERIMAN ( berkarakter, Inovatif dan Mandiri).
Agus Jabo menekankan bahwa negara bertanggung jawab penuh atas perlindungan dan masa depan anak-anak Indonesia, termasuk mereka yang berada dalam asuhan LKSA.
Ia mengutip preambul Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebut bahwa negara harus memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurutnya, perintah itu sangat relevan dengan situasi anak-anak binaan LKSA saat ini.
“Tidak boleh ada anak yang tidak sekolah semua anak Indonesia harus sekolah mau yang kaya, yang miskin, ada di panti asuhan atau di luar, semua harus sekolah. Itu perintah Bapak Presiden,” katanya.
Agus Jabo menyebutkan, sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) masih ada lebih dari 4 juta anak Indonesia yang tidak bersekolah.
Untuk menjawab tantangan itu, Presiden Prabowo telah menginstruksikan Kementerian Sosial membangun Sekolah Rakyat. Melalui Sekolah Rakyat anak putus sekolah mampu melanjutkan pendidikannya dan memutus rantai kemiskinan.
“Dengan Sekolah Rakyat ini Presiden Prabowo ingin memutus transmisi kemiskinan dengan pendidikan dan menginginkan supaya anak-anak di masa depan menjadi anak yang hebat serta mandiri. Sebagai jalan menuju Indonesia Emas tahun 2045,” kata Agus Jabo.
Selain pendidikan, ia juga menyampaikan bahwa program prioritas nasional seperti cek kesehatan gratis, makan bergizi gratis dan pengembangan koperasi desa Merah Putih digalakkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Dalam kesempatan ini, Agus Jabo juga menyalurkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) senilai Rp298,5 juta yang terdiri atas bantuan
pemenuhan hidup layak untuk 37 anak senilai Rp133,2 juta. Alat antu disabilitas untuk 46 penerima manfaat dengan nominal Rp97,6 juta dan peralatan terapi untuk Rumah Terapi senilai Rp67,6 juta.
Selain dukungan bantuan untuk LKSA, Agus Jabo juga mengapresiasi peran pendamping dan pengasuh anak di LKSA yang disebutnya sebagai “jembatan” mewujudkan impian.
“Hormat setinggi-tingginya kepada LKSA yang ada di Jawa Tengah ini, yang sudah berjuang mengurus anak-anak supaya mereka menjadi kuat dan mewujudkan impiannya,” ujar Agus Jabo.
Sementara itu, Wakil Bupati Tegal Ahmad Kholid menyampaikan apresiasi atas kehadiran Wakil Menteri Sosial dan jajaran Kementerian Sosial yang menjadi energi baru bagi para pengasuh dan pendamping anak di Jawa Tengah dalam kegiatan Jambore. Menurutnya acara ini dapat membentuk kepribadian anak.
“Saya yakin dan percaya bahwa kegiatan Jambore seperti ini adalah salah satu media yang tepat untuk pembentukan karakter dan menjadi sarana penguatan nilai-nilai Gotong Royong, sportifitas, serta memperluas wawasan sosial anak-anak,” kata Ahmad Kholid.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah Imam Maskur mengungkapkan bahwa Pemprov setiap tahun mengalokasikan anggaran khusus untuk mendukung 681 LKSA.
“Kami setiap tahun mengalokasikan anggaran sekitar Rp3,6 miliar untuk LKSA. Kami juga akan terus berupaya semaksimal mungkin memberikan kontribusi untuk membantu teman-teman pengelola LKSA yang ada di Jawa Tengah,” kata Imam.
Dari sisi pihak mitra, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Teguh Triyono menyampaikan komitmen untuk terus bersinergi dengan LKSA, terutama dalam literasi keuangan dan digitalisasi sistem pembayaran.
“Kita memberikan edukasi mengenali keaslian rupiah, memperlakukan rupiah (dengan baik) dan layanan bertransaksi termasuk kaitannya digitalisasi sistem pembayaran,” kata Teguh.
Jambore ini menjadi sarana bertumbuh bagi anak-anak dari berbagai LKSA di Jawa Tengah. Selama kegiatan, mereka mengikuti sesi edukatif dan rekreatif yang dirancang untuk memperkuat karakter, meningkatkan solidaritas, serta membangun kepercayaan diri.
Rahma (14) salah satu peserta dari LKSA Kaliangkrik Magelang, mengungkapkan senang dapat terlibat dalam Jambore. Ia berharap dapat ikut kembali di Jambore berikutnya.
“Alhamdulillah bisa ikut, jadi banyak pengalaman dan bertemu teman baru sekaligus bisa tahu tempat wisata yang indah. Senang juga bisa bertemu langsung Pak Wamen yang tadi memberikan bantuan. Semoga ketemu lagi di acara seperti ini,” ujarnya. (**)