Ada yang menjadi petani dan pergi ke sawah, ada pula yang menyamar sebagai pedagang dan pergi ke kota melihat-lihat situasi. Keadaannya akan berlainan di malam hari, mereka garang dengan senjata di tangan.
Mereka tidak segan-segan menculik dan membunuh para mata-mata dan kaki Belanda. Karena hukuman yang layak bagi seorang penghianat di masa perang adalah ditembak mati.
Dalam memimpin Sub Sektor S, Kapten Sudibyo dibantu oleh Pembantu Letnan Dua (PLTD) Suyono, dari ALRI Pangkalan IV sebagai wakil.
Dua orang ini memimpin laskar dan para gerilya di daerah Tegal bagian Barat sampai ke perbatasan Brebes.
Dalam melakukan aksinya, Kapten Sudibyo beserta anak buahnya sangat ditakuti oleh Belanda. Hampir setiap malam dia melakukan penyergapan patroli Belanda.
Demikian beraninya para laskar rakyat itu sampai-sampai mengadakan penyergapan di perempatan Kemandungan terhadap pos polisi Belanda. Dua orang polisi Belanda berhasil dibunuh. (**)