BREBES, smpantura – Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak meresmikan proyek pipanisasi air bersih di Desa Legok, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Selasa (5/8).
Proyek yang digarap lewat program TNI AD Manunggal Air ini menjadi harapan baru bagi warga yang selama ini berjibaku dengan persoalan air bersih, baik untuk kebutuhan harian maupun pengairan lahan pertanian.
Rombongan Jenderal Maruli mendarat di Lapangan Negla, Desa Bangbayang, menggunakan helikopter. Dari sana, perjalanan dilanjutkan dengan mobil menuju lokasi peresmian. Suasana penyambutan berlangsung hangat. Warga antusias menyambut kehadiran Kasad, yang datang membawa jawaban atas persoalan air yang sudah lama mereka hadapi.
Peresmian dilakukan dengan penekanan tombol sirine di instalasi bak utama. Dalam sambutannya, Jenderal Maruli menyebut proyek ini bukan sekadar pembangunan infrastruktur, melainkan bentuk nyata kehadiran negara di tengah masyarakat.
Ia menuturkan, pipanisasi ini akan mengalirkan air ke permukiman warga serta mengairi sekitar 135 hektare sawah tadah hujan. Selama ini, petani hanya bisa panen sekali dalam setahun karena bergantung sepenuhnya pada musim hujan.
“Dengan pasokan air yang stabil, petani punya peluang panen lebih dari satu kali. Ini bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan, dan ujungnya tentu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,” ujar Maruli.
Selain meresmikan proyek pipanisasi, Kasad juga melakukan penanaman pohon secara simbolis di kawasan Baribis Park.
Turut hadir dalam acara tersebut Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Achiruddin Darojat Kusuma, Danrem 071/Wijayakusuma Brigjen TNI Jamaludin, Kapolres Brebes AKBP Lilik Ardhiansyah, serta perwakilan dari Kementerian Pertanian dan Kementerian PUPR. Anggota DPRD Brebes M Rizki Nurohman dan Sudono juga turut menyaksikan langsung peresmian.
Jenderal Maruli mengapresiasi kolaborasi lintas kementerian dan pemerintah daerah yang mendukung penuh program ini. Ia menegaskan, sinergi seperti inilah yang dibutuhkan untuk menjawab berbagai tantangan di daerah-daerah terpencil.
“Kalau kita jalan bareng-bareng, keterbatasan pun bisa jadi kekuatan,” tandasnya. (**)
