Tegal  

Kawasan Pecinan Tegal Ada Sejak Abad ke-18

Sejumlah bangunan bernuansa Cina masih melekat di Kawasan Pecinan, Jalan Veteran, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, yang banyak beralih fungsi menjadi pertokoan untuk kawasan niaga dan industri rumahan.

TEGAL, smpantura – Keberadaan Pecinan Tegal, telah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu. Terbentuknya kawasan ini, berkaitan erat dengan peristiwa Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Di mana pada saat itu, Tegal diketahui masih di bawah pemerintahan Kerajaan Mataram.

Terjadinya perang saudara, menyebabkan Kerajaan Mataram terpecah menjadi dua, yakni Surakarta Hadiningrat dan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Jauhnya wilayah Tegal dari Kerajaan Mataram, menyebabkan Tegal akhirnya jatuh ke tangan Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC.

VOC di tanah Tegal, kemudian membentuk Sistem Opsir Tionghoa yang dipimpin oleh seorang kapitein. Pada masanya, masyarakat Tionghoa Tegal dipimpin Kapitein der Chinezen, sedangkan di wilayah Slawi dan Adiwerna, Kabupaten Tegal, dipimpin Luitenant der Chinezen.

BACA JUGA :  Harga BBM Tinggi, Moeldoko : Banyak-banyak bersyukur

Salah satu tugas Opsir Tionghoa adalah mengurus hak-hak sipil masyarakat Tionghoa, seperti peribadahan. Seperti diketahui, peribadahan tidak lepas dari kelenteng, karena pada saat itu hampir sebagian besar masyarakat Tionghoa menganut kepercayaan Konghucu.

Kelenteng Tek Hay Kiong yang dibangun Kapitein der Chinezen pertama di Tegal, Kapitein Souw Pek Gwan, sekitar tahun 1760 masih berdiri kokoh hingga sekarang. Sebelumnya, Kelenteng ini memiliki nama Kelenteng Cin Jin Bio dan dirombak besar-besaran oleh tokoh Kapitein Tan Koen Hway, karena kondisinya rusak.

Di saat Sistem Opsir Tionghoa dilaksanakan, Ketua Kelenteng merupakan para opsir itu sendiri beserta bawahannya. Setelah sistem tersebut dihilangkan, barulah dibentuk suatu badan kepengurusan.

error: