TEGAL, smpantura – Pemerintah saat ini terkonsentrasi untuk membeli produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Bahkan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagian besar digunakan untuk membeli produk dalam negeri, agar perputaran uang dan pertumbuhan muncul di Indonesia.
Demikian dikatakan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, saat menanggapi rendahnya nilai jual ikan dan permasalahan yang dihadapi nelayan, dalam kunjungan kerja di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari, Kota Tegal, Rabu (9/11).
Disebut Moeldoko, tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan tengah menurun, sehingga berdampak pada daya beli dan harga ikan di pasaran. Bahkan, tingkat konsumsi di dunia, saat ini sedang mengalami penurunan yang sangat drastis.
“Dalam situasi seperti ini semua orang akan sedikit mengendalikan konsumsinya. Karena, mereka akan bertahan dengan uang yang didapatkan, sehingga yang tadinya mungkin makan ikan satu kilo, mungkin dikurangi sedikit,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Moeldoko mengaku akan melakukan komunikasi dengan para kabinet. Sebab, permasalahan ikan, tidak bisa diselesaikan dalam satu waktu.
Terlebih, ikan memiliki daya tahan yang terbatas, memerlukan volume yang besar dan perlu kecepatan untuk segera bisa dikonsumsi.
Terkait harga BBM, Moeldoko mengajak para nelayan di Kota Bahari, untuk banyak bersyukur. Pasalnya, di tengah situasi saat ini masyarakat masih bisa mendapatkan harga BBM yang cukup baik.
“Harga BBM di Amerika dan Eropa sudah di atas Rp 30 ribu. Dengan harga subsidi Rp 6.800 saya lihat sungguh sangat membantu. Saya pikir kalau harga ikan membaik, saya yakin tidak ada lagi yang berbicara harga BBM Rp 14.000,” ucapnya.
Sementara, terkait adanya ibu-ibu yang mengeluhkan harga BBM masih tinggi, Moeldoko meyakini hal itu disebabkan karena harga jual ikan yang belum seimbang.
“Secara prinsip pemerintah tetap konsen untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada,” tegasnya. (T03-Red)