Dampak Sosial Ekonomi dan Psikologis
Selain kerugian material, longsor juga membawa dampak sosial dan psikologis yang mendalam. Anak-anak tidak bisa bersekolah karena jalan terputus. Warga yang rumahnya rusak terpaksa mengungsi. Ketidakpastian akan masa depan pertanian menambah beban mental petani.
Ekonomi desa terpukul karena hasil panen gagal, distribusi terhambat, dan biaya pemulihan tidak sedikit. Bantuan yang datang pun kadang tidak sesuai kebutuhan. Solidaritas sosial warga tetap kuat, tetapi tanpa dukungan kebijakan yang berpihak, mereka akan kelelahan menghadapi bencana demi bencana.
Mitigasi Berbasis Komunitas dan Alam
Langkah mitigasi yang perlu segera dilakukan mencakup:
• Reboisasi Terencana: Penanaman pohon di zona rawan, dengan melibatkan petani dan kelompok masyarakat.
• Pembatasan Pemanfaatan Air: Penataan ulang distribusi air dan edukasi konservasi air.
• Diversifikasi Pertanian: Penggantian pola tanam monokultur dengan sistem agroforestri.
• Pemetaan Mikro dan Early Warning System: Pemasangan alat pengukur gerakan tanah dan pelatihan relawan desa.
• Pendidikan Lingkungan: Kurikulum lokal di sekolah dan pelatihan warga tentang pentingnya menjaga lereng.
Menagih Tanggung Jawab Negara dan Korporasi
Pemerintah memiliki peran besar dalam menciptakan sistem tata ruang dan kebijakan pembangunan berkelanjutan. Namun, hingga saat ini, intervensi sering kali bersifat reaktif. Program perhutanan sosial, konservasi air, dan perbaikan infrastruktur masih jauh dari harapan.
Korporasi besar penyerap hasil hortikultura juga harus dituntut ikut bertanggung jawab. Model bisnis yang hanya mementingkan produksi tanpa memikirkan dampaknya harus dihentikan. Model pertanian berkelanjutan harus menjadi standar baru.


