Slawi  

Larva Go Mampu Urai Lima Kuintal Sampah Organik Perhari

SLAWI, smpantura – Rumah budidaya maggot, Larva Go, milik Bank Sampah Melingkar di Desa Kebandingan, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, mampu mengurai lima kuintal sampah organik per hari.

Kehadiran Larva Go yang dikelola komunitas relawan bank sampah ini, tentunya menjadi salah satu solusi bijak dalam pengelolaan sampah.

Terlebih Pemerintah Kabupaten Tegal terus mendorong gerakan Desa Merdeka Sampah, untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Penujah.

Keberhasilan Larva Go mengurangi sampah organik mendapat apresiasi Bupati Tegal Umi Azizah.

“Ini adalah bagian dari solusi, jalan keluar untuk menanggulangi masalah sampah melalui program Desa Merdeka Sampah yang perlu dukungan dan peran banyak pihak, terutama bank sampah,” kata Umi Azizah saat meresmikan Larva Go, bantuan Rumah Zakat , Kamis (2/2).

Dalam sambutannya, Umi menekankan kunci sukses keberlanjutan budidaya maggot terletak pada dua hal. Pertama, soal kemampuan komunitas dan juga warganya memilah sampah organik dan anorganik, memilah sisa makanan ataupun olahan dapur yang dikumpulkan dan disetorkan ke bank sampah, termasuk yang dari warung makan, toko buah, sampai sisa makanan dari acara hajatan.

Kedua, soal nilai ekonomi hasil panen maggot itu sendiri, baik yang dijual segar sebagai tambahan pakan pada budidaya ikan dan unggas ataupun dijual kering.

Namun demikian, Umi mengingatkan perlu adanya antisipasi soal kelebihan produksi maggot di pasaran sehingga nilai jualnya turun atau produknya tidak bisa terserap.

BACA JUGA :  Soal Normalisasi Sungai, Pemkab Bisa Hibah ke Pemprov

“Maggot segar bisa dijual maksimal tujuh hari setelah menetas dari telur. Sementara yang kering umurnya bisa lebih panjang karena bisa disimpan selama berbulan-bulan setelah dikeringkan,” ujarnya.

Untuk itu, selain mempersiapkan produk maggot kering, bank sampah juga diharapkan bisa melakukan diversifikasi usaha dengan berbudidaya ikan atau unggas, sehingga ketika terjadi kelebihan stok produksi maggot segar tetap bisa dimanfaatkan sebagai tambahan pakan di tempat sendiri.

Sementara itu, Founder Bank Sampah Melingkar sekaligus relawan Rumah Zakat Desa Berdaya Kebandingan Alghifari mengatakan jika bangunan Larva Go seluas 14 x 30 meter ini merupakan hasil kerja sama pihaknya dengan Rumah Zakat, sebuah lembaga amil zakat (LAZ) nasional yang salah satu misinya adalah memfasilitasi kemandirian masyarakat.

Hal tersebut dibenarkan Manajer Rumah Zakat Jawa dan Indonesia Timur Mei Sri Widuri yang turut hadir pada kesempatan tersebut. Mei mengungkapkan jika rumah budidaya maggot ini dibangun dari alokasi dana zakat LAZ Rumah Zakat senilai Rp100 juta.

Mei mengungkapkan, relawan juga warga masyarakat di Desa Kebandingan ini mau berkomitmen dan bersinergi mengurangi sampah domestiknya.

Hal itu yang menjadikan Rumah Zakat lebih bersemangat mendukung suksesnya program tersebut . (T04-Red)

error: