SLAWI, smpantura – Menyikapi maraknya tawuran yang melibatkan pelajar SMA/SMK di Kabupaten Tegal, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XII Provinsi Jawa Tengah, Sulikin meminta, kepala sekolah SMA/SMK melakukan penguatan koordinasi di sekolah masing-masing.
Selain ini menguatkan koordinasi antar sekolah, tidak boleh ada yang merasa menang atau paling benar.
Pihaknya juga telah berembug dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), berkoordinasi dengan Kepolisian dan Satpol PP, agar membantu dalam pengawasan dan pengendalian anak-anak dengan cara melakukan patroli saat anak-anak pulang sekolah.
Hal ini mengingat, banyak terjadi tawuran bukan di saat jam sekolah, tetapi pada saat jam pulang sekolah.
Dari beberapa kejadian tawuran, diketahui digerakkan oleh alumni. Hal ini patut diwaspadai. Apalagi melacak media sosial para alumni tersebut, bukan hal mudah.
“Yang bikin repot kan itu, kadang-kadang digerakkan alumni. Jargon-jargon ini harus kita hilangkan, bahwa mereka masih punya hak mengatur adik kelasnya, ini harus kita waspadai,” sebut Sulikin saat ditemui usai membuka Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK, tingkat Kabupaten Tegal di SMK 2 Slawi, Kabupaten Tegal, Jumat (17/3).
Sementara itu, pembinaan intensif harus dilakukan kepada para siswa yang terlibat tawuran.
Diantaranya dengan mendatangkan orang tua. Adapun bagi yang masuk ke ranah hukum akan diproses secara hukum.
Pada kesempatan itu, Sulikin menegaskan, perlunya pendidikan karakter. Untuk itu, kepala sekolah diminta menjadikan sekolah yang menyenangkan agar anak didik betah berada di sekolah.
Selain itu, perlunya menerapkan disiplin yang positif, bukan yang bersifat kaku.