Tegal  

Mas Dana Best, Inovasi Disdikbud Tangani Stunting

TEGAL, smpantura – Masyarakat Kelurahan Margadana Bebas Stunting yang kemudian disingkat ‘Mas Dana Best’, menjadi program percepatan penanganan stunting dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tegal, sebagai implementasi pelaksanaan bapak asuh anak stunting (BAAS).

BAAS merupakan kebijakan Pj Wali Kota Tegal, melalui Surat Edaran Nomor 441.8/ 001 tentang Gerakan Peduli Stunting dengan Pola Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) sebagai Strategi Percepatan Penurunan Stunting.

Kepala Disdikbud Kota Tegal, H. M Ismail Fahmi, Senin (19/8/2024) mengatakan, program Mas Dana Best merangkul seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menangani dan mencegah gangguan pertumbuhan pada anak yang ditandai dengan tinggi badan lebih rendah dari rata-rata anak usianya.

Disdikbud turut melibatkan seluruh kepala sekolah jenjang SMP untuk menjadi bapak asuh anak stunting. Masing-masing kepala sekolah, memberikan bingkisan kepada 18 anak stunting di Kelurahan Margadana, Kecamatan Margadana.

“Kami fokus memberikan bantuan makanan tambahan berupa kudapan selama tiga bulan ke depan kepada 18 anak stunting,” kata Fahmi.

Dalam pelaksanaan tahap awal, Disdikbud Kota Tegal menyerahkan dana kepada kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan Margadana yang kemudian dikelola kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) untuk diolah menjadi pemberian makanan tambahan (PMT) berupa kudapan.

Kudapan tersebut diberikan kepada masing-masing anak sebesar Rp 16.500 per hari. Adapun menu kudapan ditentukan oleh ahli gizi puskesmas dan akan disalurkan kelompok UPPKS kepada 18 anak stunting setiap hari pada pukul 09.00-10.00 WIB.

“Di tahap awal ini kita berikan dana untuk 30 hari dan dievaluasi secara berkala. Harapannya tentu 18 anak stunting ini dapat tumbuh berkembang sehat dan sempurna hingga mereka tidak lagi tergolong stunting,” tegasnya.

BACA JUGA :  Keselamatan Ojol Jadi Perhatian Satlantas Polres Tegal Kota

Lurah Margadana, Slamet Sugiarto menyebut bahwa jumlah anak stunting di wilayahnya mencapai 87 orang. Dari jumlah itu, terpilih 19 orang untuk diintervensi mengikuti program BAAS Disdikbud Kota Tegal. Namun, satu orang diketahui pindah domisili, sehingga menyisakan 18 orang.

Selain mendapat bantuan PMT berupa kudapan, 18 anak stunting juga dikawal untuk memiliki BPJS Kesehatan dan penyambungan air bersih. Sebab, salah satu rumah mereka belum memiliki jaringan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Setiap hari 18 anak mendapat kudapan. Dari jumlah itu, lima anak juga dibantu membuat BPJS Kesehatan dan satu anak rumahnya dipasangkan penyambungan air bersih PDAM,” ucap Slamet Sugiarto, Selasa (20/8/2024).

Dia menambahkan, Kelurahan Margadana memiliki program penanganan pengentasan stunting (PPS) yang melibatkan 74 orang dari berbagai elemen. Tim PPS bergerak melakukan pendataan, penimbangan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala dan pendataan kebutuhan.

“Dari pendataan itulah kami mendapatkan 18 anak stunting yang saat ini diintervensi Disdikbud. Dengan adanya program Mas Dana Best, semakin membantu kami dalam mengentaskan permasalahan stunting,” tandasnya.

Kembali dijelaskan Slamet Sugiarto, selain penanganan stunting, pihaknya juga melakukan langkah pencegahan stunting dengan melibatkan bidang-bidan puskesmas. Para bidan tersebut menyosialisasikan pola asuh anak dan mempraktikkan pijat refleksi atau baby spa.

Langkah itu diakui Slamet diadopsi dari Kota Surakarta pada saat studi tiru beberapa waktu lalu. Di mana pijat refleksi kepada anak dipercaya dapat merangsang motorik sehingga menambah nafsu makan.

“Secara menyeluruh kami upayakan untuk mengentaskan stunting. Mulai dari sosialisasi kesehatan, pemberian makanan tambahan serta pijat refleksi,” pungkasnya.

error: