SLAWI, smpantura – Rajungan merupakan salah satu alternatif komoditas unggulan Jawa Tengah yang tengah dikembangkan karena memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan.
Di Kabupaten Tegal jumlah produksi rajungan selama tahun 2024 tercatat sebanyak 549.925 kilogram dengan nilai produksi mencapai Rp32 miliar atau terbesar kedua setelah nilai produksi rajungan di Kabupaten Demak.
Namun demikian, produksi rajungan yang besar tersebut dinilai tidak sebanding dengan tingkat kesejahteraan nelayan karena beberapa faktor, diantaranya lemahnya pengelolaan keuangan dan ketergantungan para nelayan terhadap tengkulak atau pengijon.
Hal ini mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK)Tegal dan Dinas Perikanan Kabupaten Tegal untuk bersinergi menyelenggarakan pendampingan dan edukasi keuangan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN).
Literasi keuangan dengan tema “Nelayan Tangkap Rajungan, Cerdas Kelola Keuangan” dilaksanakan di Aula Desa Bojongsana, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, Rabu (26/2).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat khususnya nelayan rajungan.
Ketika nelayan mampu melaut dan memiliki penghasilan, maka sebaiknya ada
penghasilan yang ditabung. Pengelolaan keuangan dengan baik pun menjadi hal
yang perlu untuk dilakukan sejak dini.
Karena ketika nelayan tidak bisa melaut, penghasilan dalam tabungan atau investasi yang dimiliki dapat digunakan untuk
biaya hidup. Nelayan dapat memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang
telah berizin dan diawasi OJK,” kata Kepala OJK Tegal Noviyanto Utomo , Rabu (26/2).
Plt. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tegal diwakili Kepala Bidang Perikanan, Imam Sugiarto menyampaikan,
profesi nelayan tangkap rajungan merupakan mata pencaharian yang telah ada di pesisir Kabupaten Tegal sejak dulu.