Menumbuhkan Empati di Dunia Pendidikan: Dari Kecerdasan Emosional ke Etika Berbahasa

Oleh: Dr. Nur Aflahatun, M.Pd (Dosen dan Pemerhati Pendidikan-Universitas Pancasakti Tegal)

Kampus dan sekolah dapat mulai dengan:
1. Menyusun kebijakan anti-bullying yang disertai edukasi komunikasi empatik;
2. Menyelenggarakan pelatihan emotional literacy dan ethical communication bagi dosen, guru, serta mahasiswa;
3. Membangun tradisi akademik yang terbuka terhadap kritik namun tetap beradab dalam penyampaian.

Refleksi: Pendidikan yang Memanusiakan

Tragedi yang menimpa Timothy adalah alarm keras bagi dunia pendidikan. Ia menegaskan bahwa keberhasilan akademik tanpa kecerdasan emosional dan etika sosial hanya akan menghasilkan manusia pandai tetapi miskin empati.

BACA JUGA :  Meningkatkan Pembelajaran Yang Efektif Melalui Seni Musik, Mengganti Lirik Lagu di Sekolah

Pendidikan sejatinya adalah proses memanusiakan manusia. Dan itu hanya bisa terwujud bila setiap individu di dalamnya belajar berkata dengan santun, mendengar dengan empati, serta menghargai setiap perbedaan.

Bullying bukan sekadar pelanggaran disiplin, melainkan pelanggaran terhadap kemanusiaan. Jika lembaga pendidikan gagal menumbuhkan empati dan kesantunan, maka kita telah kehilangan makna sejati dari kata mendidik. (**)

error: