Kampus dan sekolah dapat mulai dengan:
1. Menyusun kebijakan anti-bullying yang disertai edukasi komunikasi empatik;
2. Menyelenggarakan pelatihan emotional literacy dan ethical communication bagi dosen, guru, serta mahasiswa;
3. Membangun tradisi akademik yang terbuka terhadap kritik namun tetap beradab dalam penyampaian.
Refleksi: Pendidikan yang Memanusiakan
Tragedi yang menimpa Timothy adalah alarm keras bagi dunia pendidikan. Ia menegaskan bahwa keberhasilan akademik tanpa kecerdasan emosional dan etika sosial hanya akan menghasilkan manusia pandai tetapi miskin empati.
Pendidikan sejatinya adalah proses memanusiakan manusia. Dan itu hanya bisa terwujud bila setiap individu di dalamnya belajar berkata dengan santun, mendengar dengan empati, serta menghargai setiap perbedaan.
Bullying bukan sekadar pelanggaran disiplin, melainkan pelanggaran terhadap kemanusiaan. Jika lembaga pendidikan gagal menumbuhkan empati dan kesantunan, maka kita telah kehilangan makna sejati dari kata mendidik. (**)


