SLAWI, smpantura – Bagi masyarakat Jawa, perempuan yang duduk di depan pintu, sangat dilarang. Kenapa? Orang-orang tua dulu kerap memberikan wejangan karena pamali takutnya gagal dilamar atau dilamar balik. Apakah hal itu memang terjadi atau hanya mitos?
Wejangan orang-orang terdahulu, lebih banyak menggunakan perumpamaan atau kata-kata khiasan. Kendati terkadang tidak masuk akal, namun ada makna dibalik itu. Bukan kata-kata sebenarnya, tapi lebih pada filosofi perkataan orang-orang dulu. Seperti halnya, larangan perempuan duduk di depan pintu, yang kata orang dulu pamali.
Dilansir dari Suaramerdeka.com, dari beragam mitos itu, ada beberapa penjelasan yang ternyata bisa dinalar.
1. Seorang gadis dilarang duduk di depan pintu karena akan menghalang-halangi orang yang akan keluar masuk rumah, termasuk tamu yang akan melamar sang gadis.
2. Berdiri atau duduk di depan pintu adalah perbuatan yang bisa menyulitkan orang lain yang akan masuk dan keluar melalui pintu tersebut.
3. Bagi ibu hamil, larangan duduk di depan pintu ternyata ada alasannya. Duduk di depan pintu akan memperbesar potensi ibu hamil untuk terpapar penyakit yang ditularkan melalui udara, atau yang biasa dikenal dengan airborne disease. Pintu yang terbuka akan mendukung penyebaran virus airborne disease seperti flu. Ingat, hamil adalah saat daya tahan ibu sedang berada pada posisi terendahnya, sehingga membuat ibu akan rentan terinfeksi penyakit termasuk flu.
4. Dari sisi kesehatan, duduk menghalangi pintu juga berpotensi membuat masuk angin.
5. Dari sisi agama, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Barang siapa yang mempermudah kesulitan orang lain, maka Allah ta’ala akan mempermudah urusannya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim). Dengan duduk-duduk di depan pintu, akan mempersulit lalu lalang banyak orang. Maka lebih baik tidak duduk di depan pintu agar tidak mengganggu orang lain, dan urusan kita juga dipermudah oleh Alloh SWT. **