BREBES, smpantura – Di tengah kota Kecamatan Bumiayu, Brebes, terdapat sebuah destinasi edukatif yang menarik, yaitu Museum Purbakala Bumiayu. Berlokasi di Komplek Perumahan Bumi Sari Ayu, museum ini menjadi tempat ideal untuk belajar tentang kehidupan prasejarah tanpa harus meninggalkan keramaian kota.
Senin (8/10), terlihat sejumlah siswa dari SMA Islam Bumiayu datang berkunjung. Mereka melihat berbagai koleksi yang dipamerkan, sambil mendengarkan penjelasan dari pemandu museum. Salah satu siswa, Rani, mengaku senang karena bisa melihat benda peninggalan purbakala secara langsung.
“Kami bisa melihat langsung benda-benda peninggalan purba yang sebelumnya hanya kami baca di buku. Sangat menarik dan menambah pengetahuan kami, terutama tentang prasejarah di Bumiayu.” kata dia.
Museum Purbakala Bumiayu dikelola oleh Yayasan Pustaka Bumiajuensis (dulu kelompok pelestari fosil Situs Bumiayu). Museum berukuran 12×8 meter ini menyimpan beragam fosil dan artefak berharga yang ditemukan di wilayah Situs Bumiayu.
Salah satu koleksi unggulan di museum ini adalah fosil gajah Sinomastodon, yaitu spesial gajah purba tertua. Kemudian ada fosil Panthera Tigris (harimau), buaya dan kerbau purba.
Selain itu, museum ini juga memamerkan patung replika manusia purba. Patung ini dihadirkan oleh Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, setelah ditemukannya fosil manusia purba berusia 1,8 juta tahun di Situs Bumiayu. Sebuah temuan yang menandakan adanya kehidupan manusia prasejarah di wilayah Bumiayu.
Koleksi lain yang tak kalah menarik adalah fosil-fosil hewan laut dan alat-alat batu yang digunakan manusia masa lampau. Setiap artefak yang dipamerkan, mulai dari fosil hingga alat-alat manusia purba, menceritakan kisah bagaimana mereka bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungan.
Yani, salah satu pemandu museum, menjelaskan, koleksi di Museum Purbakala Bumiayu memberikan gambaran yang jelas tentang kehidupan prasejarah yang pernah berkembang di Bumiayu.“Museum ini buka setiap hari Minggu, tetapi bagi yang ingin berkunjung di luar jadwal tersebut, bisa menghubungi kami untuk mengatur kunjungan,” ujarnya
Ia menambahkan, mayoritas pengunjung museum adalah siswa sekolah, namun tak sedikit pula mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum yang datang untuk memperdalam pengetahuan tentang sejarah dan purbakala. (**)