Slawi  

Ngeri, Kenapa RSUD Dr Soeselo Slawi Buka Layanan Spesialis Jantung? Ini Alasannya

SLAWI, smpantura – Angka kematian yang disebabkan oleh Jantung Koroner (PJK) di Indonesia cukup tinggi mencapai 1,25 juta jiwa jika populasi penduduk Indonesia 250 juta jiwa. Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2019 menunjukkan bahwa sebesar 1,5 persen atau 15 dari 1.000 penduduk Indonesia menderita penyakit jantung koroner.

“Serangan jantung merupakan kondisi medis yang memerlukan penanganan segera karena dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat,” kata Dokter Spesialis Jantung RSUD Dr Soeselo Slawi, Braghmandaru Adhi Baskara, baru-baru ini.

Dikatakan, RSUD Dr Soeselo salah satu rumah sakit yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan untuk penguatan layanan Kanker, Jantung, Stroke, dan Uronefrologi (KJSU). RSUD Dr Soeselo juga dilengkapi dengan fasilitas Laboratorium Kateterisasi Jantung (Cath Lab) yang memungkinkan tindakan intervensi pemasangan ring pada jantung dan perawatan intensif khusus jantung pada kasus-kasus serangan jantung.

BACA JUGA :  BISA Fest Pamerkan Ragam Produk Kreatif 

“Layanan kami tidak hanya mencakup rawat jalan, tetapi juga rawat inap bagi pasien dengan kasus jantung yang berat serta memerlukan perawatan dan penanganan khusus. Kami memiliki fasilitas ICCU (Intensive Cardiac Care Unit) yang dilengkapi dengan peralatan pemantauan kondisi vital pasien serta ventilator untuk menangani kasus gagal napas,” tuturnya.

Dokter yang baru saja menyelesaikan fellowship Kegawatdaruratan pada Kasus Jantung ini menekankan akan pentingnya kontrol rutin di Klinik Spesialis Jantung, terutama bagi pasien rawat inap pasca operasi karena dikhawatirkan kondisi jantungnya kembali memberat apabila berhenti meminum obat.

”Pasien jantung yang dirawat akan diberi obat dan dikontrol kondisi jantungnya, jika sudah diizinkan pulang bukan berarti sudah sembuh total. Pulang itu dalam arti kondisi jantung sudah mulai terkontrol dan tetap membutuhkan evaluasi rutin yang dilakukan di poli jantung,” pungkasnya. (**)

error: