“Kami membentuk Aliansi PKL Pujasera Melati untuk bisa menyuarakan apa yang sebenarnya terjadi. Sebab apabila melalui paguyuban yang ada saat ini, informasi yang disampaikan kepada dinas bukan informasi yang benar-benar terjadi di lapangan,” tegasnya.
Kunto mengemukakan, para PKL berharap pemerintah dapat menyediakan tempat yang lebih layak untuk berjualan dari Pujasera Melati. Mereka juga berharap bisa mendapatkan omzet yang normal dan cukup, untuk modal di kemudian hari.
“Kalau sekarang ini ada yang cuma menjual satu atau dua porsi. Bahkan ada yang berjualan dari siang sampai malam tidak melayani sama sekali. Padahal kami setiap hari dibebankan biaya retribusi, keamanan dan listrik,” katanya.
Adapun biaya retribusi sesuai Perda, setiap pedagang dikenakan Rp 2.000 per hari. Sedangkan biaya keamanan dibebankan Rp 5.000 dan listrik Rp 3.000 hingga Rp 5.000. **


