Siswa-sisiwi juga mengangkat tokoh Mardiyah, sosok legendaris tersohor di Tegal. Perempuan tersebut dikenal dengan kekayaannya yang melimpah.
Hingga di masyarakat muncul kata-kata Duite Mardiyah (uang Mardiyah) saat mengekspresikan tidak mempunyai uang.
Kepala SMA 1 Slawi Sunarni menyampaikan , kegiatan pagelaran seni Heritage Tegal Laka-Laka merupakan rangkaian kegiatan HUT ke-59 SMA 1 Slawi. Selain itu sebagai pelaksanaan kurikulum merdeka yang digariskan pemerintah.
“Anak-anak sangat kreatif. Masih kelas X bisa menggelar acara ini. Merancang sebuah projek kemudian menampilkan, tentu butuh kerjasama yang sangat bagus, kuat dan solid,”tuturnya.
Sunarni menyampaikan, dirinya sangat mengapresiasi semua karya anak didiknya. Para siswa telah berlatih mengembangkan daya nalar dan kreativitasnya.
“Saya sangat bangga dan apresiasi karya anak-anak yang sangat spektakuler dan luar biasa. Anak-anak berlatih menggali dana,mengelola projek dan bekerjasama,”katanya.
Sunarni menjelaskan penguatan profil pelajar Pancasila adalah program yang ada dalam kurikulum merdeka, yang bertujuan untuk menguatkan karakter siswa.
Menurutnya, ada enam karakter dalam penguatan profil pelajar Pancasila, yakni beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, berkebinekaan global, bergotong royong dan kreatif.
Pada penguatan profil pelajar Pancasila, SMA 1 Slawi mengambil tiga tema projek, yakni kearifan lokal, gaya hidup berkelanjutan dan kewirausahaan.
Pada projek kedua gaya hidup berkelanjutan yang akan dilaksanakan akhir September 2022, siswa-siswa akan diajar bagaimana berbudaya dan cinta lingkungan.