Keterlambatan progress pembangunan sudah dirasakan sejak lama. Bahkan mulai September progress pembangunan mulai menurun hingga saat ini.
“ Material yang seharusnya ada, tidak ada. Pekerjanya juga terus berkurang. Bukan di pasaran tidak ada materialnya atau tidak ada uangnya,”sebutnya.
Adapun pembangunan yang harus segera diselesaikan saat ini adalah pembangunan atap, dinding dan lantai.
Jika setelah tanggal 6 Desember tidak ada progress, pihaknya akan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan. Hasil evaluasi bisa mengarah kepada pemutusan kontrak.
“Kami akan minta pada Unit Layanan Pengadaaan (ULP) untuk mengevaluasi pemenang berikutnya. Kan ada tiga pemenang , nomor satu adalah CV Citra Bersama yang sekarang melaksanakan pembangunan,”ungkpanya.
Tapi sementara ini, lanjut Eko, pemenang kedua dan ketiga tidak punya kemampuan untuk mengambil alih pekerjaan, karena pertimbangan waktu, dan sudah memiliki pekerjaan lain.
Apabila proyek tersebut tidak bisa berlanjut , maka akan dilakukan putus kontrak dengan rekanan. Jika tidak ada penerusnya maka tahun ini proyek akan berhenti. Pihaknya akan mengusulkan kepada Bupati Tegal supaya anggaran sisa salur dari DAK pusat disalurkan ke kas daerah.
Dari anggaran yang ada , kata Eko sudah dimanfaatkan sekitar 30 persen. Dan rekanan masih memiliki hak 20 persen lagi. Sisa salur uang di kas daerah nantinya masih sebesar Rp 1 miliar lebih.
“Itu yang akan diusulkan dinas kepada bupati, supaya bupati mengalokasikan penerusan pembangunan di tahun 2023 dengan proses dari nol lagi,”tuturnya.
Apabila tahun depan kelanjutan pembangunan teralokasikan , maka pihaknya akan segera melakukan lelang cepat . Diharapkan Januari sudah bisa proses lelang.


