PEMALANG, smpantura – Fraksi Partai Persatuan Pembanguan (F-PPP), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pemalang, mengusulkan teknik pengolahan sampah, dimasukkan dalam ekstra kulikuler (Ekskul) di sekolah.
Hal itu sebagai upaya, untuk mengatasi sampah yang terjadi di wilayah Pemalang, dan untuk menyadarkan masyarakat, agar tidak sembarangan membuang sampah.
“Akhir-akhir ini kita disibukkan dengan darurat sampah, ditambah lagi dengan kejadian kebakaran TPA Pesalakan, yang menyita perhatian. Dengan kejadian kebakaran, berakibat terjadinya polusi udara, yang bisa menyebabkan kesehatan masyarakat terganggu,” ujar Ketua Fraksi PPP, DPRD Pemalang, Fahmi Hakim, Minggu (17/9).
Dia mengatakan, Fraksi PPP mengusulkan, agar teknik pengelolaan sampah menjadi materi ko-kurikuler atau ekstra-kurikuler pada jenjang satuan pendidikan.
Hal itu dilakukan, agar pengetahuan tentang pengelolaan sampah dimengerti sejak usia sekolah.
Sampah plastik, maupun sampah non organik lainnya, menjadi masalah tersendiri, sebab pengolahannya belum dilakukan secara maksimal.
Sampah plastik sulit, dan butuh waktu lama untuk terurai, sehingga perlu perhatian khusus, untuk mengatasi permasalah tersebut.
Perlu ada gerakan bersama-sama, untuk menyadarkan masyarakat, baik dari usia dini, hingga lanjut untuk mengurangi sampah.
Selain dari rumah dan pasar, sekolah juga sebagai salah satu sumber penghasil sampah yang cukup banyak.
Sampah yang dihasilkan dari sekolah alangkah baiknya ditekan, dan bisa diolah secara mandiri, menjadi produk daur ulang yang menarik.
Sudah banyak produk kerajinan tangan, yang dihasilkan dari daur ulang sampah, langkah tersebut bisa menjadi terobosan yang bagus, apabila diaplikasikan.
“Dari sekolah pasti banyak dihasilkan sampah sedotan, galon, botol air minum, maupun berbagai macam plastik pembungkus. Sampah sampah tersebut bisa dikumpulkan, dibersihkan selanjutnya dibentuk menjadi produk kerajinan tangan yang bisa dimanfaatkan di sekolah,” imbuhnya.
Dua mengatakan, untuk mengatasi persoalan sampah, Pemerintah Pemalang akan menganggarkan pengadaan incinerator, yakni alat pemusnah sampah ramah lingkungan.
Alat tersebut akan ditempatkan di masing-masing sumber sampah, sehingga, tidak semua sampah masuk ke TPA.
Namun hal yang paling penting, yaitu menyadarkan masyarakat agar tidak mudah menghasilkan sampah, artinya hindari penggunaan plastik, diganti dengan tas kain yang selalu dibawa untuk berbelanja.
Apabila membeli makanan, diharapkan membawa tempat makan sendiri, sehingga penggunaan bungkus plastik, bisa dikurangi. (T08-Red)