Peningkatan Kasus ISPA Di Musim Kemarau

Oleh dr Boeing Dewantari ( Dokter Umum Puskesmas Balapulang – Kab Tegal )

SLAWI, smpantura – Saat ini musim kemarau sedang berlangsung di Indonesia sejak beberapa bulan terakhir. Cuaca terasa sangat ekstrem , ketika siang hari terasa sangat panas.

Suhu udara di Indonesia saat ini mencapai 35 derajat celcius – 45 derajat celcius. Cuaca yang panas ini tentunya dapat meningkatkan beberapa kasus penyakit di masyarakat salah satunya penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) .

ISPA merupakan penyakit saluran nafas yang sering terjadi di Indonesia. ISPA menggambarkan suatu kondisi infeksi di saluran nafas seperti hidung, tenggorokan, bronkus dan paru paru.

Berbagai penyebab ISPA antara lain virus , bakteri bahkan jamur. Sedangkan gejala ISPA antara lain batuk, bisa batuk berdahak maupun batuk kering, pilek, nyeri menelan, hidung tersumbat, demam, sakit kepala, bersin-bersin , waspada apabila terjadi sesak nafas harus segera diperiksakan ke fasilitas kesehatan.

Gejala ini sering muncul tiga hari setelah paparan dan berlangsung 3-10 hari bahkan bisa lebih. Angka kejadian ISPA saat ini mulai meningkat terutama di fasilitas kesehatan di tingkat pertama (FKTP) baik di Puskesmas, klinik ataupun praktek dokter mandiri.

BACA JUGA :  Ngresulahe Manuk Gereja Maring Menungsa sing Sungkan Maca

Sebagian masyarakat yang berkunjung sakit dan memeriksakan dirinya di FKTP dengan gejala gejala ISPA. Seperti di Puskesmas Balapulang , kasus ISPAmeningkat dalam 3 bulan terakhir ini. Hal yang jangan dianggap remeh karena ISPA juga dapat menimbulkan beberapa komplikasi yang serius.

Penyakit ISPA sendiri sebenarnya juga bisa dicegah asalkan kita bisa mewaspadainya dengan cara yang benar. Pencegahan yang bisa kita lakukan agar tidak tertular ataupun menularkan penyakit ISPA antara lain dengan memakai masker secara benar, melakukan etika batuk yang benar , cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan handrub, dan membuang masker medis yang sudah kita pakai ke tempat sampah.

error: