Slawi  

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia

  • Ganjar Ajak Warga Jateng Galakkan Sistem Ekonomi Sirkular

SLAWI, smpantura– Puncak Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023, Tingkat Provinsi Jateng digelar di Taman Rakyat Slawi Ayu, Jalan Ahmad Yani Nomor 7, Procot, Slawi, Kabupaten Tegal, Selasa (4/7).

Kegiatan dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Forkopimda Provinsi Jateng, perangkat daerah Pemrov Jateng, kepala daerah se-Jateng, DPRD Provinsi Jateng, Forkopimda Kabupaten Tegal, Kepala Kanwil Kemenag Jateng, UPT Kementerian LHK, Perguruan Tinggi, Dunia Usaha dan Yayasan serta pelajar tingkat SD/MI,SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.

Berbagai kegiatan dilaksanakan dalam momen tersebut. Seperti uji emisi kendaraan, pameran produk dan penanaman tanaman langka.

Sejumlah tanaman langka, seperti Kluwek , Kayu Manis, ditanam oleh Gubenur Jateng, bersama Bupati Tegal Umi Azizah, dan anggota DPRD Jateng Masfui Masduki, di Taman Bungah.

Usai menanam tanaman langka, Ganjar Pranowo mengunjungi sejumlah stand, yang memamerkan, produk daur ulang, pengolahan limbah, hingga lukisan dari limbah plastik.

Ganjar juga menyerahkan penghargaan, bagi sembilan sekolah tingkat SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA, yang dinobatkan sebagai pelaksana terbaik, sekolah Adiwiyata. Ada sekitar 150 sekolah Adiwiyata, yang hadir dalam peringatan tersebut.

Gubernur Jateng, juga berinteraksi dengan sejumlah pelajar dan aktivis lingkungan.

Ganjar menanyakan sejumlah pertanyaan, menggali sejauh mana pengetahuan pelajar tentang pengelolaan sampah, pemilahan sampah, pengolahan sampah organik, hingga ekonomi sirkular .

Dengan permasalahan sampah yang dihadapi saat ini, Ganjar berharap, warga Jateng bisa menggalakkan, sistem ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah, sehingga dapat menjaga keberlanjutan, dan kelestarian sumber daya alam serta lingkungan hidup, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam sistem ekonomi sirkular, penggunaan sumber daya, sampah, emisi, dan energi terbuang. Diminimalisir, dengan menutup siklus produksi-konsumsi, dengan memperpanjang umur produk, inovasi desain, pemeliharaan, penggunaan kembali, remanufaktur, daur ulang ke produk semula (recycling), dan daur ulang menjadi produk lain (upcycling).

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga mengingatkan, produksi sampah yang dihasilkan oleh 35 Kabupaten/Kota, di Jateng cukup banyak, mencapai 6,3 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, 17,8 persen, sampah plastik.

“Jangan-jangan kalau ini dikelola dengan baik, menjadi nilai tambah yang hebat, gede banget. Dari jumlah ini, 17,6 persen sampahnya, plastik. Kalau sampah ini, dikelola dengan baik, jauh lebih mudah pengelolaannya , nilai tambahnya, juga lebih banyak,”tuturnya.

Ganjar pun mengapresiasi, semangat semua pihak yang berpartisipasi pada kegiatan tersebut, termasuk pelajar yang hadir, meski tengah libur sekolah.

BACA JUGA :  Bankeu Aspirasi Anggota DPRD Diperiksa BPK, Ada Temuan Apa?

“Mereka sekaligus diberikan edukasi, tentang bagaimana mencintai lingkungan, mengolah sampah, menjadi manfaat dan ada nilai jual, atau nilai tambah, sekaligus belajar menanam tumbuhan,” ungkapnya.

Ganjar berharap, hal tersebut kedepannya bisa menjadi tren, di kalangan pelajar ataupun remaja, sehingga, harapannya bisa lebih peduli terhadap lingkungan, dan belajar, tidak membuang sampah sembarangan, melainkan diolah.

Orang nomor satu di Jateng ini, mengapresiasi sejumlah daerah yang sudah mampu mengelola sampah, diantaranya Kota Kudus, yang mengelola sampah orgnik di setiap rumah tangga, kemudian Banyumas, dan Kabupaten Tegal, yang memiliki aplikasi jemput bola, untuk pengolahan sampah.

Di Kabupaten Tegal, sejumlah desa telah menerapkan pengelolaan sampah, dengan tagline program desa, “Merdeka Sampah”.

Sementara itu, Bupati Tegal Umi Azizah dalam sambutannya menyampaikan, melalui peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Tingkat Jawa Tengah ini, gerakan bank sampah sebagai pelopor edukasi ke masyarakat, instrumen perubahan perilaku, dan penumbuh kesadaran masyarakat, untuk memilah sampah semakin gencar, semakin kuat, termasuk upaya yang saat ini sedang dilaksanakan, yakni mewujudkan desa “Merdeka Sampah”.

Menurut Umi, didukung peran pemerintah desa, dan penggerak serta pemeduli lingkungan, sejak tahun 2021, Pemkab Tegal memfasilitasi 25 desa, untuk didorong menjadi desa merdeka sampah, diantaranya, Desa Penusupan dan Desa Ujungrusi, sebagai best practice-nya.

Kemudian di 2022, ada 47 desa, diantarnya, Desa Kalisoka, Lebakgowah, Lebaksiu Kidul, sebagai best practice-nya.

Sementara di tahun 2023 ini, telah menyiapkan 49 desa, termasuk Desa Kertasari dan Mangunsaren.

Dari sini, kami juga mendapatkan empat desa, yang sudah terkategori mandiri dalam mengelola sampahnya, dengan memanfaatkan alat pencacah, dan pemilah sampah otomatis, seperti Desa Lebaksiu Kidul, Bogares Kidul, Mangunsaren, dan Mejasem Timur.

Juga desa-desa, yang mendapatkan bantuan TPS 3R, dari Kementrian PUPR tahun 2022, seperti Desa Kalisoka,Kalibakung, Kaliwungu, dan Lebakgowah.

“Selain itu, di era disrupsi teknologi informasi ini, kami juga menggandeng perusahaan startup digital, PT Kasyr Sibernetika Indonesia, yang berkantor di Coworking Space lantai satu, untuk berkolaborasi membantu komunitas peduli lingkungan, dengan mengembangkan aplikasi “Weskini”, untuk layanan antar jemput sampah, yang bernilai ekonomi, dan bisa didaur ulang,”jelas Umi. (T05-Red)

error: