TEGAL, smpantura – Atlet putra Tarung Drajat Kota Tegal, Hizkhiel Pasaji Nasucha, berhasil menyumbangkan medali emas, untuk Kontingen Kota Tegal di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), XVI Jawa Tengah. Dia meraih emas Porprov XVI Jawa Tengah, melalui nomor Tarung Bebas Putra-Kelas 70,1-75 kilogram.
Medali tersebut merupakan medali perdana yang dia sumbangkan untuk Kota Tegal. Tekadnya mengharumkan nama daerah terwujud, setelah sekian tahun berlatih dan bertanding.
Eel demikian dia akrab disapa, menggeluti olahraga bela diri Tarung Drajat sejak 2017 lalu. Sebelumnya, putra pertama pasangan Eko Kurnianto dan Wiwik Puji Rahayu ini, lebih dulu mengenal bela diri Taekwondo sejak TK hingga duduk di bangku SMP.
Pelajaran dasar bela diri, sedikit banyak Eel dapatkan dari sang ayah, yang mahir dalam bela diri Karate. Dipilihnya Tarung Drajat sebagai hobi yang ditekuni, berawal karena Eel ingin mencoba hal baru.
Selama kurang lebih satu tahun berlatih, Eel memberanikan diri untuk mengikuti sebuah kejuaraan provinsi di Kota Semarang pada 2018 silam. Pada kelas ringan 55-56 kilogram, Eel berhasil meraih Juara I.
Eel yang masih berstatus pelajar di SMA Negeri 3 Taruna Angkasa, Jawa Timur, kembali mencoba peruntungan di kejuaraan daerah pada 2019 di Boyolali dan mampu menjadi terbaik ketiga.
Tidak berhenti di situ, jerih payah dan kerja keras Eel membuahkan hasil. Sebuah medali emas mampu diraih saat mengikuti Kejuaraan Dulongmas di Akmil Magelang pada 2021 melalui nomor kelas 67-70 kilogram.
Bak gayung bersambut, Eel kembali mendapat Juara I saat Pra Porprov 2022 dan Juara 3 kejuaraan nasional Tarung Drajat di Bandung, akhir Desember 2022.
“Medali emas Porprov Jateng menjadi pengalaman perdana untuk membawa nama Kota Tegal. Setelah ini saya akan fokus berlatih untuk mempersiapkan menghadapi Pra PON 2024 Aceh-Sumut,” kata Eel saat ditemui baru-baru ini.
Diceritakan Eel, bersama beberapa atlet Tarung Drajat lainnya, ia intens melakukan latihan di Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) Provinsi Jateng. Bergabung ke Pelatda sejak 2022, Eel mengaku semakin memperbanyak porsi latihan, mulai dari weight training, power training dan ability.
Jam latihan yang dilakukannya, terbilang cukup padat dan berat. Dimulai setelah subuh hingga pukul 07.00 WIB, Eel melakukan porsi latihan mandiri. Dilanjut kemudian berlatih bersama para pelatih pada pukul 08.00-11.00 WIB.
“Saya dan teman-teman diberi kesempatan untuk istirahat sampai pukul 13.00 WIB. Setelahnya, saya latihan mandiri lagi sampai waktu asar dan dilanjut dengan pelatih mulai pukul 16.00-17.00 WIB. Hampir setiap hari saya lakukan itu, kecuali Sabtu dan Minggu,” katanya.
Terlepas dari latihan, Eel menyebut bahwa kewajiban untuk belajar tidak ditinggalkan. Dia berupaya menempuh pembelajaran dan menyelesaikan tugas dari guru secara hybrid, baik tatap muka maupun daring.
Lebih lanjut remaja yang berusia 16 tahun ini mengisahkan, keberhasilannya meraih juara dan medali tidak lepas dari dukungan orang tua serta para guru di asrama. Sebab, Eel mendapat keringanan untuk bisa berlatih menjadi atlet profesional.
“Tugas sekolah masih bisa dikerjakan, meski saya terus berlatih di Pelatda. Sekolah dan guru-guru juga sangat mendukung apa yang saya tekuni saat ini. Puji Tuhan, kewajiban untuk pendidikan dan hobi bisa berjalan bersama-sama,” tandasnya.
Masih disebutkan Eel, tidak sedikit pengorbanan yang dilakukan hingga akhirnya ia mencapai titik ini. Mulai dari waktu, tenaga, rupiah dan lainnya ia kerahkan, agar bisa mewujudkan impiannya menjadi atlet nasional.
Tidak jarang, Eel juga harus menempuh perjalanan jauh dari Tegal-Semarang untuk berlatih dan Semarang-Surabaya untuk belajar. Sampai-sampai, dirinya harus jatuh bangun mengatur waktu untuk istirahat, sekolah dan latihan. Semuanya itu mampu ia lakoni, berkat doa dan dukungan dari keluarga tercinta.
“Orang tua sangat mendukung apa yang saya lakukan. Mereka tak henti-hentinya berdoa hingga menemani setiap perjalanan hobi saya,” ucapnya penuh semangat.
Dari kegigihannya itu, Eel diganjar bonus dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal, karena berhasil mengantongi medali emas. Eel mendapatkan uang senilai Rp 50 juta bersama para atlet dan pelatih yang mampu meraih medali di Porprov XVI Jateng.
Rencananya, bonus tersebut akan ia pergunakan untuk menunjang pembelajaran selama menjalani Pelatda. Laptop yang ia miliki, dalam waktu dekat ini akan diganti.
“Sering kali ikut pembelajaran daring, tetapi perangkat laptop tidak support. Mungkin bonus ini akan saya manfaatkan untuk sekolah, agar tugas-tugas dari guru bisa diselesaikan dengan baik. Sedangkan sisanya akan saya tabung dan saya gunakan untuk membeli tiket pulang pergi ke asrama sekolah, asrama pelatda dan pulang ke Tegal,” tutupnya. (T03-Red)