SLAWI, smpantura – Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Tegal akan mulai menginventarisir naskah kuno yang berumur di atas 50 tahun. Upaya itu bertujuan untuk mencatat dan melindungi naskah-naskah kuno yang memiliki nilai penting bagi peradaban Bangsa Indonesia.
Sekretaris Perpusip Kabupaten Tegal, Indra Ristiono mengatakan, penyelamatan naskah kuno merupakan kegiatan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) melalui program Ingatan Kolektif Nasional (IKON). Program ini dilakukan dengan meregistrasi naskah kuno yang umurnya di atas 50 tahun. Program IKON juga bersamaan dengan program Memori Kolektif Bangsa (MKB) yang dilakukan Bagian Arsip.
“IKON untuk naskah kuno, sedangkan MKB untuk arsip kuno. Salah satu syaratnya arsip atau naskah yang berumur di atas 50 tahun, dan saat ini masih tercecer,,” katanya.
Indra Ristiono menjelaskan lebih lanjut bahwa naskah kuno yang dapat masuk dalam program tersebut harus memiliki signifikansi secara nasional. Ia mencontohkan Naskah Rambang di Desa Danaraja, Kecamatan Margasari, yang memiliki keterkaitan dengan penyebaran agama Islam di Indonesia. Selain itu, ia juga menyebut naskah yang ditemukan di sekitar Makam Keberkahan di Lebaksiu sebagai bagian dari naskah yang memenuhi kriteria.
“Untuk program MKB seperti halnya sejarah pabrik gula di Tegal,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa pabrik gula di Tegal tersebar di beberapa lokasi, yaitu PG Kemalen, PG Pangkah, PG Ujunggustri, PG Pagongan, PG Dukuhringin, PG Balapulang, dan PG Kemantran. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki sejarah panjang secara nasional dari masa ke masa. Selain itu, penjelasan juga menyoroti industri teh wangi sebagai salah satu produk lokal Tegal yang berpengaruh di tingkat nasional.
“Masetro budaya, seperti Ki Enthus Susmono (dalang wayang kulit dan golek), Sawitri (Tari Endel) dan Slamet Gundoni (dalang wayang suket) juga bisa masuk MKB. Artinya, tokoh lokal yang telah dikenal secara nasional,” beber Indra.
Menurut dia, peristiwa tiga daerah juga bisa diangkat, karena berkaitan dengan peristiwa mempertahankan kemerdekaan. Selain itu, pembangunan Waduk Cacaban di era Presiden Soekarno yang dari mulai awal desain hingga akhir merupakan hasil karya anak bangsa.
“Banyak yang bisa diangkat masuk program IKON atau MKB. Termasuk, Raden Sunaryo yang merupakan suami dari RA Kardinah yang merupakan adik RA Kartini,” pungkasnya. (**)