Pelatihan tersebut, lanjut Handaru Sakti, meliputi sisi mengelola keuangan, pengembangan bisnis, pemasaran dan penggunaan teknologi, khususnya akses perbankan.
“Dari sisi pemasaran di level regional, kami mengadakan Bazaar Klaster Mantriku di seluruh kantor cabang dan lokasi tertentu. Kami juga mengikutsertakan UMKM binaan ke pameran level nasional seperti BRILianpreneur hingga pameran internasional. Ini sebagai wujud kepedulian BRI untuk membantu pengembangan produk dari pasar lokal menjadi pasar internasional,” jelasnya.
Dari sisi pinjaman BRI RO Semarang portofolio penyaluran pinjaman UMKM sebesar 83,3 persen atau Rp 48 triliun, Handaru Sakti menyebut telah menyalurkan kepada 1,3 juta UMKM atau 30 persen dari total UMKM di Provinsi Jawa Tengah.
“Untuk penyaluran KUR hingga Oktober 2022, telah mencapai sebesar Rp 20 triliun, kepada 602 ribu UMKM. Kami targetkan sampai Desember 2022 nanti dapat tersalur Rp 24,5 triliun,” pungkasnya.
Selain penyaluran pinjaman, BRI juga bergerak meningkatkan inklusi keuangan masyarakat terutama UMKM. Kami di RO Semarang, menargetkan 842 pasar terlayani QRIS- BRImo. Sampai dengan posisi Oktober 2022, terdapat 390 pasar sudah terlayani QRIS-BRImo.
“Untuk total merchant QRIS kami sudah ada 193 ribu dengan total transaksi mencapai Rp 174 miliar dan 17.000 pedagang pasar terdaftar di Pasar.id. Kemudian telah terpasang aplikasi Stoberi kasir pedagang sebanyak 5.403 pedagang.
Ditambahkan, BRI RO Semarang juga melaksanakan implementasi kerja sama dengan Kementerian Agama, berupa Transformasi Digital dan Kemandirian Pesantren. Program ini ditujukan untuk 500 pengurus pondok pesantren, melalui junio smart dan untuk program digitalisasi kemudahan transaksi diperuntukkan kepada 500 madrasah.