Meskipun angka kemiskinan di Kabupaten Tegal sudah turun signifikan dari 7,3 menjadi 6,8. Kemudian stunting dari 23 persen menjadi 16 persen.
“Cuma pengangguran. Kami sudah mengobrol dengan BPS. Ada masyarakat yang merantau sebagai pekerja warteg, martabak, berlayar, saat pulang ke daerah untuk istirahat, oleh BPS dinilai sebagai orang yang menganggur,”sebutnya.
Dalam kesempatan itu, Agustyarsyah menyampaikan sejumlah kesan selama menjadi Pj Bupati Tegal. Hal yang paling berkesan adalah saat dirinya diminta menyampaikan sambutan berbahasa Tegalan pada sidang paripurna istimewa DPRD pada Hari Jadi Kabupaten Tegal ke-423 tahun.
“ Buat saya pekerjaan paling menguras energi yaitu pidato menggunakan bahasa ngapak saat sidang istmewa hari jadi. Saya harus les privat supaya pronunciation (pengucapan) saya ngapak mirip orang Kabupaten Tegal,”sebutnya.
Meski mendapat apresiasi dari banyak pihak, Agustyarsyah mengaku jika dirinya tidak tahu maksud atau arti pidato yang dibacanya.
Dirinya juga sangat terkesan dengan kuliner khas Tegal. Dia menyebutkan, nasi Ponggol menjadi makanan favoritnya saat istri tidak di rumah. Selain akan merindukan ponggol,Agustyarsyah juga akan merindukan tempe ireng khas Bojong, durian Jatinegara yang belum lama difestivalkan.
“Tegal punya banyak makanan, tinggal bagaimana packagingnya sehingga bisa dinikmati di seluruh dunia,”sebutnya.
Dalam kesempatan itu, ia berpesan sudah saatnya Pendapa dan Alun-Alun dibuat lebih bagus. Kedua tempat itu menjadi ikon Kota Slawi yang akan menarik orang datang ke kota tersebut, sehingga akan mendukung pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tegal.