SLAWI, smpantura -Potensi bencana hidrometeorogi seperti banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrem diprediksi akan meningkat terutama di daerah rawan bencana di Jateng.
Di Kabupaten Tegal, ancaman bencana banjir, banjir bandang dan tanah longsor sangat nyata. Terutama di lima kecamatan rawan bencana seperti Margasari, Balapulang, Bojong, Bumijawa dan Suradadi.
Mendasari surat Badan Meteorologi , Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jateng tanggal 7 November 2024, puncak musim hujan di Jateng diperkirakan terjadi pada Februari 2025.
Kapolres Tegal AKBP Andi M Indra Waspada Amirullah pada Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kabupaten Tegal di Lapangan Kalibliruk Slawi, Kamis (5/12/2024) menyampaikan peran serta dan sinergitas semua pihak, mulai pemerintah daerah, TNI, Polri, akademisi, organisasi masyarakat, relawan, pelaku usaha hingga media dibutuhkan guna mendukung kesiapsiagaan bencana di daerah. Seluruh komponen ini diharapkan meningkatkan koordinasi dan mengatasi persoalan bencana di daerah.
“Apel kesiapsiagaan bukan hanya tentang alat dan perlengkapan tetapi juga koordinasi dan kesiapan mental menghadapi situasi darurat.
Kita harus mampu kerjasama, saling mendukung dan cepat tanggap dalam merespon setiap potensi bencana,” ungkap AKPB Andi.
Kapolres Tegal berharap, dengan kerjasama, koordinasi dan kolaborasi yang baik, maka ketika terjadi bencana, seluruh komponen masyarakat sudah siap melaksanakan respon cepat (quick respon) baik sebelum terjadi bencana, pada saat terjadi dan pasca terjadi bencana.
Pada apel tersebut, Kapolres Tegal juga berharap, pemerintah daerah dan kecamatan diharapkan dapat melaksanakan apel serupa dengan para relawan di wilayahnya. Sehingga saat terjadi bencana, mereka bisa melakukan respon cepat di wilayahnya.
Pada apel itu, dipamerkan berbagai peralatan yang digunakan dalam penanggulangan bencana, baik yang dimiliki TNI, Polri , BPBD, PMI. Diantaranya senso chain, ambulans, radio, perahu karet, radio komunikasi dan peralatan dapur umum. **
Baca Juga