Sedangkan perwujudan asli Ki Mas Jaka Poleng di kalangannya, berbentuk setengah manusia berwajah gagah, dengan tubuh ular naga.
“Kalau masyarakat umum melihat wujud asli Ki Mas Joko Poleng di kalangannya, pasti akan lari bahkan bisa pingsan. Ya, bentuknya pria gagah dengan tubuh oyod (akar-red). Saya menyebut oyod karena makruh bagi saya menyebut ular,” sambung Mbah Hadi.
Tempat lain di luar Pendopo Brebes yang sering di singgahi Ki Mas Joko Poleng, adalah di Sungai Pemali. Tepatnya, di bawah Jembatan Rel Kereta Api sebelah utara sedikit. Di tempat itu, Ki Mas Joko Poleng kerap Jerum (bermain-red) bersama kaumnya. Ki Mas Jaka Poleng berada di Sungai Pemali itu biasanya pada setiap Jumat Kliwon. Sedangkan kalau berada di Pendopo Brebes saat malam Rebo Pon.
Keberadaan Ki Mas Jaka Poleng di Sungai Pemali itu tidak terlepas dari tugas besarnya menjaga Brebes. Terbukti, ketika ada kiriman santet dari wilayah barat Sungai Pemali yang akan masuk ke Brebes akan hancur. Hal itu masyarakat sudah banyak yang membuktikan.
“Di Sungai Pemali ini, seperti ada benteng gaib yang melindungi wilayah Brebes. Jenis santet apa pun, ketika dari arah barat di kirim ke Brebes akan jatuh di Sungai Pemali. Ini tidak terlepas dari peran Ki Mas Jala Poleng,” cerita Mbah Hadi.
Mbah Hadi menceritakan, Ki Mas Jaka Poleng ini sosok yang baik, bijaksana dan tidak suka marah. Dalam setiap komunikasinya, beliau sering memberikan nasihat. Ketika masyarakat berwasilah ke Ki Mas Jaka Poleng, karena mempunyai hajat tertentu, juga tidak memerlukan syarat tertentu.