“Upah layak bagi buruh Brebes ini pada akhirnya akan meningkatkan taraf kehidupan kelompok masyarakat lainnya. Dengan upah layak buruh mampu berperan lebih besar secara ekonomi, sehingga dapat mengangkat masyarakat Kabupaten Brebes dari kemiskinan,” ucapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, para buruh yang berdemo berasal dari Serikat Buruh Merdeka Indonesia (Sebumi), Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi), Serikat Pekerja Nasional (SPN), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI). Mereka juga menutut lowongan kerja untuk laki-laki lebih dimaksimalkan untuk pabrik-pabrik di Kabupaten Brebes.
“Banyaknya pabrik di Brebes merekrutnya perempuan. Walaupun ijazah SMP sudah bisa masuk, tapi hari ini banyak juga laki-laki yang menganggur. Kalau yang kerja perempuan sedangkan laki-lakinya menganggur, berpotensi pada meningkatnya angka perceraian,” sambungnya.
Menanggapi tuntutan buruh, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) Warsito Eko Putro mengatakan, saat ini pabrik pabrik memang lebih banyak merekrut karyawan perempuan. Itu karena banyak pabrik yang bergerak di sektor industri garmen dan sepatu. Namun ada beberapa perusahaan yang menerima pekerja laki-laki.
“Kita juga memberikan informasi untuk masyarakat Brebes, khususnya laki-laki, kita ada aplikasi dari Kementerian Tenaga Kerja, yaitu Siap Kerja, yang memberikan peluang kepada calon pekerja laki-laki, tapi disesuaikan dengan kompetensi,” jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan para HRD perusahaan agar mereka bisa menampung pekerja laki-laki. Namun perusahaan memiliki kriteria untuk merekrut pekerja laki-laki. “Kita tidak kaku, perusahaan punya kriteria masing-masing,” pungkasnya. **