Jejak angin puting beliuang dapat dilihat di lokasi bencana di Desa Kertasari. Pecahan genteng dan asbes rumah warga terlihat berserakan di tepi jalan. Pohon-pohon berdiameter 20-50 sentimeter ambruk dan sebagian menimpa rumah warga. Warga secara swadaya memperbaiki atap rumahnya, juga atap masjid desa setempat yang tidak luput dari terjangan angin kencang.
Namun demikian, tidak semua kerusakan atap rumah warga ini bisa diperbaiki segera. Salah satunya milik Aji Kristino (46), warga Desa Kertasari karena 60-70 persen asbes dan galvalum sebagai penutup atap rumahnya rusak, termasuk rangka baja ringannya juga terlepas dari bangunan rumah.
“Musibah ini berat bagi kami karena praktis rumah sudah tidak bisa dihuni. Saya berharap bantuan dari pemerintah bisa cepat datang dan tersalurkan,” harapnya.
Sementara Astri Wibowo (45) sedikit beruntung karena kerusakan terjadi di bagian atap teras rumahnya dan sebagian ruang keluarga. Selain harus membuat atap teras yang baru, dirinya juga membutuhkan genteng 1.000 buah untuk mengganti genteng yang rusak. Pun demikian dengan Komarudin (42) yang menaksir biaya perbaikan atap rumahnya mencapai Rp5 juta.
Menanggapi ini, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tegal Elliya Hidayah berjanji pihaknya akan menyalurkan bantuan berupa material bangunan secara bertahap seperti genteng, galvalum, asbes, rangka galvalum, rangka kayu dan sejumlah kebutuhan pokok warga.
“Dari hasil asesmen lapangan, kami akan memberikan bantuan material sebagai stimulan perbaikan rumah warga. Untuk genteng kami pastikan hari ini akan tersalurkan ke warga terdampak,” ujarnya.
Pihaknya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pihak yang telah berpartisipasi membantu penanganan pasca bencana, termasuk pelaku usaha melalui donasi dana corporate social responsibility (CSR).