Ruwat Bumi Guci, Tasyakuran di Titik Pintu Masuk Istana Antaboga

SLAWI, smpantura – Ruwat Bumi Guci di Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal yang digelar setiap Suro atau Tahun Baru Islam, tahun ini agak berbeda. Upacara Ruwat Bumi Guci dan penyembelihan Kambing Kendit yang biasanya dilakukan di Gunung Kelir Lereng Gunung Slamet itu, dipindah ke lokasi Sungai Kaliewu merupakan pintu masuk menuju Istana Antaboga.

 

Ruwat Bumi Guci diawali ziarah makam Kyai Klitik dan makam Syech Abdul Karim di wilayah Kecamatan Bumijawa pada Jumat (12/7/2024). Setelah itu, dilakukan pensucian Kambing Kendit dan pusaka di lokasi Pancuran 13 Guci Tegal.

 

Selain itu, dalam Ruwat Bumi Guci di Tegal juga digelar Tasyakuran diiringi Tayuban yakni kesenian tari yang mirip dengan Tari Jaipong Jawa Barat dan Gambyong asal Jawa Tengah. Sedangkan dalam Tayuban biasanya dilatunkan tiga buah lagu atau Kidung yang tidak boleh ada penari meliuk gemulai saat musik dimainkan.

 

Untuk panggung Tayuban digelar tepat di lokasi Sungai Kaliewu. konon kabarnya menurut masyarakat dan beberapa tokoh sepuh bila lokasi Kaliewu merupakan pintu masuk menuju Istana Antaboga kala itu. Sebelumnya, upacara Ruwat Bumi Guci dan penyembelihan Kambing Kendit dilakukan di Gunung Kelir Lereng Gunung Slamet Tegal.

 

Cerita masyarakat sekitar, titik tasyakuran merupakan pintu gerbang masuk Istana Antaboga. Antaboga adalah raja ular yang hidup di dasar bumi yang mengasuh Wisanggeni. Perwujudannya adalah naga dengan mahkota memakai badhong berambut dan memakai baju berwarna merahbserta mengenakan kalung emas.

BACA JUGA :  Mitos Tangkal Hujan Dengan Lempar Celana Dalam di Atas Genting

 

Kepala Disporapar Kabupaten Tegal, Akhmad Uwes Quroni dalam sambut upacara dititik kumpul gelaran Ruwat Bumi Guci, bahwa tradisi budaya menjadi salah satu ajang mempererat silahturahmi antar warga masyarakat di dua Kecamatan.

 

“Kami mengapresiasi gelaran Ruwat Bumi Guci selain menjaga kearifan lokal, giat tradisi budaya ini sekaligus menjadikan masyarakat lebih melestarikan tradisi dan budaya sebagai sarana silahturahim antar warga Desa Guci dan Rembul di wilayah Dua Kecamatan yaitu Kecamatan Bojong dan Bumijawa” tandasnya.

 

Uwes berharap dengan adanya giat Ruwat Bumi Guci kelak menjadikan masyarakat dapat senantiasa memetik keberkahaan dan keselamatan.

 

Kepala Desa Guci, Romo Basuki mengatakan, sejarah telah terukir di Guci Tegal. Warga hanya tinggal menjaga dan melestarikan tradisi dan budaya yang telah dilakukan oleh para leluhur.

 

Romo Basuki berharap dengan giat Ruwat Bumi tahun 2024 menjadikan masyarakat Desa Guci Kecamatan Bumijawa maupun Rembul Kecamatan Bojong lebih menjaga Kearifan lokal dan tak akan pernah lupa akan perjuangan dan pengorbanan para leluhur. (T05_Red)

error: