Kepala Desa Terlaya, Ujang Muhaemin, mengungkapkan rasa syukurnya karena warga masih antusias menjaga tradisi, meski tantangan zaman semakin kompleks.“Tradisi ini bukan sekadar budaya, tapi juga ruang silaturahmi dan kebersamaan. Kita gotong royong masak, kirab, dan makan bareng,” kata Ujang.
Acara diakhiri dengan doa bersama dan makan tumpeng secara massal. Semua warga, tanpa memandang latar belakang sosial, duduk bersila menikmati sajian nasi kuning lengkap dengan lauk-pauk dan hasil kebun—simbol kebersamaan dan kesederhanaan yang menjadi ciri khas desa.(**)