Slawi  

Sedekah Waduk Cacaban, Ratusan Warga Ikuti Larung Kepala Kerbau

SLAWI, smpantura – Ratusan warga antusias mengikuti kirab gunungan dan larung kepala kerbau di Daya Tarik Wisata (DTW) Cacaban, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Senin (29/7/2024).

Kirab Gunungan dan larung kepala kerbau merupakan rangkaian dari Sedekah Waduk Cacaban yang diselenggarakan masyarakat bersama pemerintah Kabupaten Tegal.

Sebanyak tiga gunungan yang terdiri atas satu gunungan sayuran dan dua gunungan berisi berbagai jenis teh diarak menuju panggung kehormatan. Setelah dibacakan doa, gunungan tersebut diperebutkan warga.

Saling berdesakan,saling dorong dan himpit mewarnai rebutan tiga gunungan tersebut. Laki-laki, perempuan , tua dan muda tak mau ketinggalan memperebutkan sayuran dan teh yang menempel di gunungan.

Setelah berebut gunungan, warga bersama Forkopimda Kabupaten Tegal dan Forkopincam Kedungbanteng dan tamu undangan menaiki perahu untuk mengikuti prosesi larung kepala kerbau di tengah Waduk Cacaban. Sedikitnya 20 perahu wisata turut dalan kegiatan tersebut.

Ketua Panitia Sedekah Waduk Cacaban Akhzinudin menyampaikan sedekah Waduk Cacaban diselenggarakan agar warga terhindar dari segala musibah.
” Kegiatan Sedekah Waduk Cacaban merupakan kegiatan swadaya masyarakat yang sumber anggarannya diperoleh dari masyarakat yang terdiri atas pelaku usaha, nelayan, kelompok tani sekitar Waduk Cacaban dan didukung Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata serta Pemkab Tegal,” jelasnya Akhzinudin.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Tegal Akhmad Uwes Qoroni menyampaikan, Sedekah Waduk Cacaban merupakan agenda rutin tahunan yang diselenggarakan oleh masyarakat di Waduk Cacaban.

Kegiatan yang digelar tahun ini terselenggara berkat kerjasama yang baik dari semua pihak, panitia, Pokdarwis, Pemerintah Desa, Kecamatan, masyarakat, pelaku usaha maupun organisasi maupun kelompok masyarakat yang ada di destinasi Waduk Cacaban.

BACA JUGA :  NPK Custom Mulai Diaplikasikan di Lahan Demplot Tebu Desa Kalikangkung

Menurut Uwes, Sedekah Waduk Cacaban sebagai upaya melestarikan adat budaya, dan wujud syukur masyarakat yang menikmati hasil dari waduk tersebut.

“Tidak perlu menjadi pertentangan berkaitan dengan agama. Sedekah Waduk Cacaban ini ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt atas limpahan rizki sepanjang tahun, dan doa-doa yang kita panjatkan agar masyarakat diberkahi di masa yang akan datang,”tuturnya.
Larung kepala kerbau, menurutnya, melambangkan membuang sifat-sifat binatang yang ada di dalam diri manusia agar menjadi manusia seutuhnya. Hal ini juga diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan warga masyarakat kepada kelestarian lingkungan.

“Adanya Waduk Cacaban tidak hanya untuk diambil manfaat, tapi juga dijaga kelestariannya sebagai warisan yang baik untuk generasi selanjutnya,”ungkapnya.
Uwes menyebutkan, Sedekah Waduk Cacaban dilaksanakan dua hari, pada Minggu (28/7) dan Senin (29/7).

Rangkaian acara meliputi istighosah dan doa bersama , kirab gunungan, upacara adat, ngalap berkah gunungan, larung sesaji dan hiburan rakyat.

Sementara itu, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Tegal Joko Kurnianto menyampaikan, Pemkab Tegal mendukung upaya pelestarian kearifan lokal, seperti yang ditunjukkan pada acara tersebut. Selain prosesi kirab gunungan, ngalap berkah dan larung sesaji, masyarakat juga dihibur Tari Kuntulan dan Tari Sorote Lintang.

“Sedekah Waduk Cacaban merupakan tradisi luhur yang diwariskan nenek moyang, yang mengandung nilai-nilai luhur dan wujud rasa syukur kepada Allah Swt atas rejeki yang diberikan selama ini,”tutur Joko. (T04-red)

error: