” Wah sudah lama tidak main egrang. Terakhir kali saya main egrang saat duduk di bangku SMP tahun 1987-an,” tutur pria kelahiran Sumedang ini.
Ditanya kesannya bermain egrang, Nandang mengaku senang. Dirinya lqngsung teringat masa kecil saat bermain bersama teman- teman.
“Senang saja dari sisi kebudayaan tidak hilang ditelan zaman, dan teringat senangnya masa anak- anak bisa bermain bersama temen-teman masa kecil. Sekarang bisa mencoba lagi permainan yang hampir musnah, yang dilombakan oleh Dewan Kebudayaan Daerah Kabupaten Tegal,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Litbang Muhammad Faried Wajdi menyampaikan, dari acara tersebut, bisa dilihat perbedaan cara anak-anak bermain dibandingkan zaman dulu.
“Generasi milenial dan generasi sekarang bahkan anak-anak yang masih SD lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar gawai untuk menonton video, bermain game online, atau bersosial media. Memang teknologi membawa banyak manfaat, tapi kalau penggunaannya berlebihan, ada dampak yang perlu diwaspadai,” kata Faried.
Menatap layar gawai terlalu lama, lanjut Faried bisa membuat mata cepat lelah, kering, bahkan menyebabkan gangguan penglihatan pada usia muda.