SLAWI, smpantura – Sekda Kabupaten Tegal, Widodo Joko Mulyono berharap agar Jumpa Bakti Gembira (Jumbara) ke XV Palang Merah Remaja (PMR) bisa menjadi jembatan untuk menyamakan persepsi dalam pola pendidikan PMR. Hal itu dimaksudkan agar pengembangan jati diri siswa menjadi insan yang berkepribadian dan berperikemanusiaan. .
“Melalui Jumbara ini, saya titip pesan kepada para kepala sekolah dan pembina PMR dapat mengevaluasi pola pendidikan anggota PMR di sekolahnya masing-masing agar terbangun kesamaan persepsi, kesamaan langkah pembinaan dan upaya pengembangan jati diri siswa agar menjadi insan yang berkepribadian dan berperikemanusiaan,” kata Joko saat menyampaikan sambutan Bupati Tegal. Kegiatan yang digelar PMI Kabupaten Tegal ini dipusatkan di SMA Negeri 3 Slawi selama 2 hari, yakni pada Sabtu (24/12) hingga Minggu (25/12).
Sekda juga erharap agar kegiatan ini mampu menggali dan meningkatkan kemampuan peran PMR, menumbuhkan jiwa-jiwa penolong, membantu sesama tanpa melihat perbedaan dan mengembangkan prinsip solidaritas yang kesemuanya akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari anggota PMR.
“Apa yang telah diberikan dalam pendidikan PMR bisa diterapkan di masyarakat,” pesannya.
Ketua PMI Kabupaten Tegal, Iman Sisworo mengatakan, kegiatan Jumbara itu diikuti para anggota PMR dari tingkat Madya atau setara SMP dan Wira setara SLTA. Adapun jumlah total peserta sebanyak 1.200 anak. Namun, pelaksanaan dibagi menjadi dua hari. Selama itu pula, mereka akan diuji kecakapannya. Karena selama ini, Pembina PMR selalu melatih mereka di tiap sekolah. Sehingga pada Jumbara ke XV ini, mereka akan diuji.
“Setelah diuji, nanti akan kita nilai dan diberikan hadiah bagi yang kecakapannya bagus,” kata Iman.
Iman menjelaskan, Jumbara adalah satu bentuk kegiatan pembinaan PMR yang juga merupakan ajang pertemuan anggota PMR untuk saling berbagi, meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan serta evaluasi dalam suasana gembira, bersahabat dan pastisipatif sesuai Siklus Manajemen PMR.
Kegiatan ini digelar setiap 2 tahun sekali. Tujuannya, untuk meningkatkan kemampuan PMR dalam mengaplikasikan tujuh prinsip dasar gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, juga untuk meningkatkan peran PMR menjadi pendukung sebaya (peer support) dan pendidik sebaya (peer educator).
“Prinsipnya, untuk menyamakan persepsi antara Pembina PMR, Fasilitator PMR, Pelatih PMR, dan anggota PMR dalam Pembinaan PMR dengan pendekatan pendidikan karakter,” pungkasnya. (T05-Red)