SEMARANG, smpantura – Hampir seluruh siswa dari keluarga kurang mampu di Jawa Tengah kini dapat menikmati pendidikan gratis, baik melalui jalur reguler di SMA/SMK negeri maupun lewat kemitraan dengan sekolah swasta. Kebijakan intervensi yang diterapkan oleh Gubernur Ahmad Luthfi terbukti berhasil menekan angka putus sekolah secara signifikan.
Data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng menyebutkan, jumlah siswa afirmasi atau berasal dari keluarga tak mampu yang masuk dalam database sebanyak 77 ribu. Dari angka itu, sejumlah 70 ribu siswa miskin diterima di SMA/SMK Negeri melalui SPMB reguler tahun 2025.
Selanjutnya, ada 1.913 siswa miskin yang diterima di SPMB sekolah swasta tahap pertama. Kemudian pada tahap kedua ada tambahan 547 siswa miskin yang mendaftar, sehingga total siswa miskin yang diterima di sekolah Jateng tahun ini ada 72.460 siswa atau 94,1%.
“Pemprov Jateng lakukan intervensi pada siswa yang berada di wilayah miskin ekstrem. Kualifikasi (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) P1, P2 dan P3 dihabiskan semuanya,” kata Ahmad Luthfi, Jumat, 10 Juli 2025.
Namun upaya itu diakuinya tak mudah lantaran ada sebagian daerah yang memiliki kultur budaya kerja setelah lulus SMP. Maka Pemprov Jateng terus memberikan edukasi bahwa pendidikan dasar hingga jenjang SMA/SMK harus ditempuh. Terlebih ada program sekolah gratis.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Sadimin, mengatakan, sebanyak 2.460 siswa yang terdaftar di SMA/SMK kemitraan ini masih lebih sedikit dari kuota yang disediakan sebanyak 5.004 kursi. Bukannya calon siswa tak tertarik, namun ada kendala setelah diteliti di lapangan.
Di antaranya adalah jarak sekolah dengan rumah calon siswa yang cukup jauh, sehingga secara hitung-hitungan biaya transportasi jadi lebih mahal.
“Biasanya siswa miskin ini berasal dari wilayah yang cukup jauh (dari sekolah). Maka Jarak tempuh jadi pertimbangan. Mereka akhirnya tetap bersekolah di swasta regular,” kata Sadimin.
Bagi sekolah swasta kemitraan yang mendapatkan sedikit siswa dari kuota 36 siswa, akan dilakukan evaluasi. Termasuk sekolah yang sama sekali tak mendapatkan siswa kemitraan alias 0 pendaftar.
Setelah pendaftaran SPMB Kemitraan Tahap II ini ditutup maka hasil segera diumumkan. Selanjutnya siswa yang diterima wajib melakukan daftar ulang. Setelah itu, mereka akan mengikuti MPLS atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. (**)