TEGAL, smpantura – Era milenial yang dikuatkan penerapan teknologi digitalisasi hingga di tingkat desa, kini telah menjadi program penting Universitas Pancasakti (UPS) Tegal. Salah satu penerapannya, universitas itu lewat kegiatan KKN dan pengabdian masyarakat, kini menggenjot penerapan digitalisasi desa.
Hal itu terlihat dari Tim Pengabdian Masyarakat universitas tersebut, saat menggelar pendampingan penguatan digitalisasi desa di Desa Rimpak, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, kemarin. Rektor UPS Tegal Prof Dr Taufiqulloh MHum yang hadir dalam kegiatan tersebut memberi dorongan semangat warga desa agar melek digital.
Kegiatan pendampingan yang juga merupakan bagian mendukung strategi nasional, untuk mempercepat pembangunan, meningkatkan ekonomi lokal, dan memberdayakan masyarakat desa, telah menjadi prioritas penting penyebaran ilmu dan teknologi ke masyarakat desa. Karena itulah, warga perlu secepatnya mengadopsi teknologi digital untuk kemajuan desa.
Dihadapan warga Desa Rimpak, dia menjelaskan, digitalisasi desa adalah transformasi komprehensif yang mengintegrasikan teknologi ke dalam berbagai aspek kehidupan. Termasuk tata kelola, ekonomi, dan budaya. Karena itulah, pendekatannya harus dapat menciptakan desa yang tangguh dan adaptif terhadap perubahan global.
”Konsep digitalisasi bukan hanya tentang teknologi. Tetapi juga tentang membangun pondasi untuk desa yang mandiri dan berdaya saing,” terang dia.
Ada tiga sektor strategis yang menjadi fokus utama dalam implementasi digitalisasi. Pertama adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)). Peningkatan kapasitas pelaku UMKM melalui pemanfaatan platform digital untuk promosi dan distribusi produk.
Kedua adalah Pariwisata. Pengembangan destinasi wisata desa, dengan sistem reservasi online, pemetaan digital, dan promosi melalui media sosial. Ketiga adalah Budaya. Pelestarian dan promosi kekayaan budaya lokal melalui dokumentasi dan diseminasi digital.
Rektor juga menyoroti berbagai inovasi ekonomi yang dapat dihasilkan, seperti “Budidaya Berbasis Digital”, yang memanfaatkan teknologi untuk monitoring suhu, kelembaban, dan pengelolaan stok. Selain itu, menekankan, bahwa digitalisasi membawa dampak ekonomi yang signifikan. Antara lain, diversifikasi usaha, peningkatan produktivitas, dan akses pasar yang lebih luas.
Berkait digitalisasi, menurut rektor, juga memiliki dampak sosial dan budaya yang positif. Seperti peningkatan Literasi Digital, yang dapat mendorong masyarakat lebih melek teknologi. Kemudian penguatan identitas lokal. Telah diterapkan untuk mendokumentasikan dan mempromosikan kearifan lokal. Dampak positif lainnya adalah mendorong peningkatan partisipasi. Seperti memfasilitasi keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan.
Di sisi lain, Prof Taufiqulloh juga mengungkapkan penerapan digitalisasi di desa tidak lepas dari berbagai tantangan. Antara lain, keterbatasan infrastruktur internet, rendahnya literasi digital, dan keterbatasan SDM dan modal. “Namun, tantangan ini dapat diatasi melalui pendekatan yang tepat,” tandas dia.
Untuk menjawab semua tantangan atau kendala itu, dia membeberkan beberapa solusi. Seperti pentingnya pelatihan dan pendampingan. Itu untuk peningkatan kapasitas SDM desa. Kemudian kerja sama dengan stakeholder. Yakni, kolaborasi antara pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat.
Hal penting yang perlu dicermati, menurut dia, perlunya dukungan regulasi. Antara lain, untuk pengembangan kebijakan yang mendukung proses digitalisasi. ”Jadi digitalisasi memiliki peran penting dalam memperkuat ekonomi, sosial, dan budaya, serta memberdayakan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi yang tepat guna dan inklusif,” ucap dia.(**)