BREBES, smpantura – Ribuan warga Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Brebes, melaksanakan tradisi Ratiban, Selasa (6/8). Ritual yang rutin diadakan setiap tahun ini merupakan ungkapan syukur kepada sang pencipta, Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rezeki yang diberikan.Ratiban dimulai sekitar pukul 13.00, dengan kirab tumpeng. Lebih dari 30 tumpeng dan hasil bumi diarak dari kantor desa menuju Telaga Ranjeng.
Setiba di lokasi, peserta disambut tari Ronggeng. Tarian ini memiliki sejarah panjang sebagai hiburan bagi para pekerja saat pembangunan pabrik Teh Kaligua, 134 tahun lalu. Selain itu, ada juga Sanggar Andaka SMA 1 Paguyangan menghibur peserta kirab dan masyarakat. Inti Ratiban sendiri diisi dengan istigotsah. Seluruh peserta memanjatkan doa untuk kesehatan, kelancaran usaha, dan keselamatan. Usai berdoa, para peserta memberikan makan ikan-ikan penghuni Telaga Ranjeng sebagai bagian dari ritual.
Seluruh ritual tersebut kemudian dipungkasi dengan “kepungan” atau makan bersama. Tumpeng besar dan tumpeng-tumpeng lainnya diperebutkan oleh warga. Mereka percaya bahwa makanan tersebut membawa keberkahan setelah didoakan. Kepala Desa Pandansari, Irwan Susanto, menjelaskan bahwa pelaksanaan Ratiban setiap tahun bertujuan untuk melestarikan tradisi warisan leluhur. Selain itu, Ratiban juga menjadi tempat bertemunya rakyat dan para pemimpinnya untuk saling bersilaturahmi.”Inti dari kegiatan ini adalah doa bersama, mensyukuri nikmat Allah SWT atas kelancaran pertanian, pariwisata dan lain sebagainya,” katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Brebes, Eko Supriyanto, yang mewakili Pj Bupati Brebes, mengapresiasi komitmen warga Pandansari dalam menjaga tradisi Ratiban. Menurutnya, tradisi ini dapat menjadi daya tarik wisata di Kaligua dan pada akhirnya meningkatkan perekonomian warga. (T06)