TEGAL, smpantura – Angka kasus stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak yang ditandai dengan tinggi badan lebih rendah dari rata-rata anak di Kelurahan Margadana, berhasil diturunkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tegal, melalui inovasi program Masyarakat Kelurahan Margadana Bebas Stunting (Mas Dana Best).
Hal ini diketahui saat Kepala Disdikbud Kota Tegal, H. M Ismail Fahmi, melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan ‘Mas Dana Best’ di Balai warga RW 06 yang juga Posyandu Anyelir Kelurahan Margadana, Kecamatan Margadana, Selasa (10/9/2024).
Dari sekitar 18 balita stunting yang mendapat intervensi dari Disdikbud, satu di antaranya dinyatakan tuntas mengingat berat badan dan tinggi badan mengalami peningkatan secara signifikan.
“Alhamdulillah di RW 6 ada satu balita stunting atas nama Syifa yang kita intervensi sejak bulan Agustus kemarin sudah dinyatakan normal, karena berat badan dan tinggi badannya berangsur naik,” kata H. M Ismail Fahmi.
Atas pencapaian tersebut, Fahmi berharap program ‘Mas Dana Best’ dapat semakin dioptimalkan sehingga Kelurahan Margadana terbebas dari stunting atau zero stunting.
Sebagai informasi, ‘Mas Dana Best’ dinisiasi Disdikbud untuk mengentaskan kasus stunting dengan pemberian makanan tambahan (PMT) berupa kudapan yang dikelola para kader PKK bersama puskesmas untuk menentukan menu harian.
Salanjutnya, kudapan senilai Rp 16.500 dibagikan kepada masing-masing balita melalui kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS).
“Sebagai bapak asuh anak stunting kami berkomitmen untuk mewujudkan Kelurahan Margadana zero stunting. Dengan melibatkan kelurahan, puskesmas, PKK dan UPPKS, semoga ikhtiar ini dapat menjadikan anak-anak tumbuh berkembang sesuai harapan dan menjadi anak yang sehat,” jelasnya.
Sementara, Kepala Puskesmas Margadana, dr. Destina Dyah Astuti menerangkan, secara umum kasus stunting di Kelurahan Margadana terjadi penurunan meski masih diperlukan intervensi secara intensif.
“Secara keseluruhan ada beberapa yang kondisinya sudah mengalami perbaikan, tapi ada beberapa yang stabil belum ada peningkatan signifikan atau masih berproses. Sedangkan yang tidak mengalami perubahan memang karena si balita sedang kurang sehat atau sakit,” ujarnya.