SLAWI, smpantura – Musim kemarau yang melanda wilayah Kabupaten Tegal sejak beberapa pekan lalu, mulai berimbas pada pasokan air bersih di wilayah rawan kekeringan. Salah satunya di Desa Tamansari, Kecamatan Jatinegara yang mulai kesulitan mendapatkan air bersih.
“Sejak beberapa waktu lalu, PMI sudah dropping air bersih ke Desa Tamansari. Dropping dilakukan tiap hari dengan tangki air berkapasitas 6 ribu liter,” kata Ketua PMI Kabupaten Tegal, H Iman Sisworo , Kamis (8/6).
Dikatakan, dropping air bersih ke desa tersebut atas permintaan Pemerintah Desa Tamansari. Di desa itu, warga kesulitan air bersih karena sumber air mengering. Bahkan, sungai-sungai di desa itu juga mengalami kekeringan. Warga hanya mengandalkan dropping air bersih dari PMI dan instansi lainnya.
“Desa Tamanaari tiap tahun saat musim kemarau mengalami kekeringan. Solusinya saat ini dropping air bersih,” ujarnya.
Menurut dia, tidak hanya wilayah Kecamatan Jatinegara yang menjadi langganan kekeringan, tapi juga di 3 wilayah yang tiap musim kemarau kekurangan air bersih. Tiga wilayah itu, yakni Kecamatan Suradadi, Kecamatan Warureja dan Kecamatan Kedung Banteng.
“Sampai saat ini belum ada surat permohonan dari desa untuk dropping air bersih di tiga kecamatan itu. Kami terus pantau wilayah-wilayah yang biasanya mengalami kekeringan,” beber Iman.
Lebih lanjut dikatakan, PMI tiap tahun memprogramkan pengadaan air bersih untuk wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan. Pihaknya menyiapkan 50 tangki air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah rawan kekeringan.
“Jika dibutuhkan, kami akan tambah jumlah air bersih,” ucapnya.
Ditambahkan, bagi masyarakat yang mengalami kekeringan akibat musim kemarau bisa mengajukan permohonan dropping air bersih ke PMI melalui pemerintahan desa. Desa juga bisa mengajukan langsung ke Bupati Tegal yang nantinya akan di disposisi ke PMI.
“Jika ada surat permohonan, kami akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat,” pungkasnya. (T04-Red)
