SLAWI, smpantura – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal menggelar acara Sosialisasi Peningkatan Kewaspadaan Dini Penyakit Mpox atau cacar monyet, di Gedung Amarta Ruang Rapat Bupati Tegal, Kamis (5/9/2024). Gejala saat orang yang terkena cacar monyet seperti terkena cacar biasa. Ini ciri-cirinya :
1. Demam
2. Sakit kepala hebat
3. Nyeri otot
4. Sakit punggung
5. Lemas
6. Pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan)
7. Ruam atau lesi kulit
“Pola penyebaran Mpox itu menunjukkan gejala yang mirip dengan cacar biasa,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Tegal, dr Ruszaeni, saat Sosialisasi Peningkatan Kewaspadaan Dini Penyakit Mpox.
Dikatakan, virus Mpox yang terdeteksi di Indonesia termasuk dalam varian IIb, yang bisa menyebar antarmanusia melalui kontak langsung cairan tubuh atau lesi. Oleh karena itu, masyarakat diminta mewaspadai penyebaran penyakit ini.
“Demam tinggi, ruam kulit yang khas, dan pembengkakan kelenjar getah bening,” ujarnya.
Menurut dia, Mpox dapat menular dari hewan ke manusia melalui kontak fisik dengan hewan terinfeksi. Biasanya hewan pengerat dan primata. Selain itu juga dapat melalui kulit ke kulit, mulut ke mulut atau mulut ke kulit, termasuk kontak seksual.
Untuk pencegahannya, kata dia, disarankan agar dibatasi kontak dengan suspek atau orang terkonfirmasi Mpox. Batasi kontak dengan hewan yang berisiko menularkan virus tersebut.
“Periksalah ke dokter jika anda mengalami gejala Mpox,” pesannya.
Dijelaskan, gejala Mpox biasanya diawali dengan demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan) dan ruam atau lesi kulit. Ruam biasanya terjadi selama satu sampai tiga hari sejak demam. Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.
Lebih lanjut dikatakan, jumlah lesi berkisar mulai dari puluhan hingga ribuan. Ruam ini cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki. Ruam juga dapat ditemukan di mulut, alat kelamin, dan mata.
“Bagi orang yang awam, biasanya ruam Mpox ini terkadang disalahartikan sebagai sifilis atau herpes,” ujarnya.
Kabid UKM-UKP Dinkes Kabupaten Tegal dr Sarmanah Adi Muraeny MM menjelaskan soal peningkatan Kewaspadaan Dini terhadap Risiko Penyebaran Penyakit Mpox.
Dia menyebut, virus Mpox saat ini menjadi perhatian publik di berbagai negara dimana sebelumnya terkonsentrasi di wilayah-wilayah tertentu di Afrika. Dan saat ini berisiko dapat menyebar ke negara-negara lain termasuk di kawasan Asia Tenggara, khususnya negara Indonesia. Penyakit Mpox adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Monkeypox yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia ataupun dari manusia ke manusia yang terinfeksi serta melalui benda yang terkontaminasi oleh virus tersebut.
Maka perlu adanya langkah-langkah antisipasi dan peningkatan kewaspadaan dini dalam pencegahan dan pengendalian penyakit Mpox. Jagalah kebersihan lingkungan sekitar, termasuk tempat tinggal dan tempat kerja, menghindari mengkonsumsi daging yang diburu dari hewan liar (bush meat). Membiasakan mengonsumsi daging yang sudah dimasak dengan benar, menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap saat menangani hewan yang terinfeksi.
Bagi pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit, segeralah memeriksakan diri jika mengalami gejala. Gunakan masker dan jaga jarak jika berada di dekat orang yang sakit.
“Biasakan konsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan berolahraga secara teratur untuk menjaga daya tahan tubuh agar tubuh tetap fit,” sambungnya.
Dia meminta, masyarakat tidak menyebarkan informasi Mpox yang belum diverifikasi. Karena dapat menimbulkan kepanikan di masyarakat.
“Ikutilah perkembangan informasi melalui sumber- sumber resmi dan terpercaya,” tutupnya.