- Rencana Pembangunan Taman Geopark Gencar Disosialisasikan
BREBES, smpantura – Beberapa kawasan situs Bumiayu yang telah ditemukan dan dikaji, kini menarik banyak perhatian para peneliti, baik dari Indonesia maupun luar negeri. Selain memiliki nilai sejarah bumi yang tinggi, dari hasil penelitian di kawasan situs itu ternyata pernah diterjang bencana stunami yang dahsyat saat zaman purba, atau yang dikenal dengan stusami purba.
Hal itu terungkap saat sosialisasi rencana pembangunan taman geoprak di Situ Bumiayu. Sosialisasi itu, selama beberapa hari terakhir terus digencarkan Badan Perencanaan Penelitian Pembangunan Daerah (Baperlitbangda) Kabupaten Brebes kepada masyarakat di kawasan Situs Bumiayu. Yakni, Kecamatan Bumiayu, Bantarkawung dan Tonjong.
“Situs Bumiayu ini suatu nilai sejarah bumi yang tinggi, yang telah terjadi berjuta-juta tahun lalu, dan menjadi daya tarik para peneliti dari Indonesia dan mancanegara,” tandas Muhammad Wildan Fadillah salah seorang narasumber sosialisasi, Jumat (28/10/2022).
Dia mengungkapkan, pada masa lampu pernah terjadi tsunami di beberapa kawasan tersebut, yang terkenal dengan nama Tsunami Purba. Dampak dari kejadian alam itu meninggalkan tapak sejarah dengan ditemukannya beberapa fosil hewan laut, dan material laut serta petunjuk adanya bekas pantai yang ditemukan di kawasan situs Bumiayu.
“Jadi, pada masa lampau di Situs Bumiayu itu pernah terjadi Stunami Purba,” terangnya.
Kepala Baperlitbangda Kabupaten Brebes, Apriyanto Sudarmoko mengatakan, sosialisasi rencana pembangunan Geopark itu sudah dilaksanakan sejak 19 Oktober lalu. Baperlitbangda mendorong rencana dibangunnya Taman Geopark itu, yang tentunya akan melalui beberapa tahapan panjang.
Dari rangkaian tahapan-tahapan tersebut yang sudah dilaksanakan di antaranya, kajian inventarisasi dan peta sebaran keragaman geologi situs Bumiayu. Baperlitbangda juga sudah melayangkan surat Bupati Brebes kepada Menteri ESDM melalui Gubernur Jawa Tengah, yang berisi usulan penetapan warisan geologi (geoheritage-red).
“ Atas usulan ini, kami berharap Gubernur Ganjar segera merespon dan menandatangani surat usulan yang ditandatangani Bupati Brebes. Sehingga kami dapat melakukan langkah-langkah selanjutnya yang memang masih panjang,” ujarnya, Jumat (28/10) yang turun langsung memberikan materi sosialisasi ke masyarakat di tiga kecamatan tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan, Nurul Hidayat menambahkan, berdasarkan hasil kajian inventarisasi dan peta sebaran warisan geologi, diperoleh enam titik atau kawasan situs Bumiayu. Di antaranya, Kawasan Hominid Kalibodas dan Kawasan Karnivora Purba Kali Petujah di Desa Bumiayu dan Kalinusu Kecamatan Bumiayu. Kemudian, Kawasan Artefak atau Hutan Purba Kaligintung dan Kawasan Sungai Purba Kalijurang di Desa Galuh Timur Kecamatan Tonjong, Kawasan Sinomastodon atau Gajah Purba Kaliglagah di Desa Kutamendala Kecamatan Tonjong.
Terakhir, Kawasan Pesisir Purba Kedungbukur Kali Pemali Desa Bangbayan Kecamatan Bantarkawung. Setidaknya dibutuhkan lima tahapan bagi situs Bumiayu untuk menuju terwujudnya geopark. Tahapan itu meliputi, geodiversity, geotourism, geoheritage, geokonservasi dan geopark. Sedangkan langkah awal yang memungkinkan dilakukannya dalam pengembangan situs Bumiayu tersebut, yakni tahapan geodiversity yang pengesahannya melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Brebes.
“SK Bupati ini, nantinya pihak desa bisa memulai kegiatan pengelolaan geodiversity, seperti membuat obyek wisata desa di sekitar lokasi ditemukannya situs Bumiayu. Kita akan jual nilai sejarah Buminya, yang secara ilmu geologi memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi dan potensial untuk dikembangkan sebagai Taman Geopark ke depannya,” pungkas pria yang akrab disapa Yayat ini. (T07-Red)